Selain itu, dia menilai bahwa sejumlah saksi terkesan diarahkan untuk sesegera mungkin memberikan data kepada JPU agar Munarman dapat dijerat dengan hukuman mati.
"Kesan saya setelah mendengar komentar-komentar di media massa, saksinya seolah-olah seperti biasa diarahkan untuk cepat-cepat membuktikan atau memberi data pada JPU untuk menjerat Munarman dengan hukuman mati," katanya.
Rocky Gerung menilai, hal tersebut sangat berbahaya karena dinilai sebagai teror terhadap Munarman secara personal.
Filsuf kelahiran Manado, 20 Januari 1959 itu mengatakan bahwa Munarman telah mendapatkan teror selama proses peradilan sebelum keterangan dari seluruh pakar diterangkan hingga tuntas.
"Itu berbahaya sebetulnya, karena teror terhadap Munarman berlaku juga di pengadilan akhirnya tuh dengan ancaman itu sebelum keterangan-keterangan pakar ahli lain diterangkan," ujar dia.
Terakhir, Rocky Gerung menangkap sinyal bahwa ada design yang sengaja dirancang untuk menjebloskan Munarman dengan tuduhan keterlibatan dalam tindak pidana terorisme.
Sebab menurutnya, Munarman merupakan sosok yang berpengaruh besar di internal FPI maupun kalangan masyarakat sehingga JPU menjadikannya dalil untuk menjatuhkan tuntutan hukuman mati.
"Jadi justru dengan itu, kita tangkap bahwa memang ada design untuk menjebloskan Munarman. Mengapa begitu? Karena Munarman orang yang berpengaruh, dan itu yang justru dijadikan dalil oleh JPU untuk menuntut," tuturnya.***