Bandingkan Gaya Militeristik Soeharto dengan Jokowi, Rocky Gerung: Sekarang Presidennya Dikuasai Oligarki

- 1 April 2022, 10:12 WIB
Bandingkan Gaya Militeristik Soeharto dengan Jokowi, Rocky Gerung: Sekarang Presidennya Dikuasai Oligarki.
Bandingkan Gaya Militeristik Soeharto dengan Jokowi, Rocky Gerung: Sekarang Presidennya Dikuasai Oligarki. /Tangkap Layar YouTube.com/Rocky Gerung Official

KABAR BESUKI - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung membandingkan gaya militeristik Soeharto dengan Jokowi pada masa pemerintahannya masing-masing.

Rocky Gerung menyebut bahwa gaya militeristik Soeharto dengan Jokowi memiliki perbedaan yang signifikan.

Rocky Gerung juga menilai bahwa gaya militeristik Soeharto pada masa Orde Baru semata-mata dilakukan untuk menjaga stabilitas negara.

"Masuk akal kalau Pak Harto itu bikin orkestrasi untuk stabilitas, karena emang itu pemerintahannya militeristik. Jadi sifat keinginan untuk menguasai pasti ada dalam pemerintahan yang militeristik," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat, 1 April 2022.

Baca Juga: Rizal Ramli Sebut Rezim Presiden Jokowi Lebih Buruk dari Soeharto dan Gus Dur: Kalau Jatuh Menyakitkan Sekali

Berbeda dengan kondisi saat ini, Rocky Gerung menyebut pemerintahan Jokowi justru merupakan sebuah anomali dalam konteks iklim demokrasi.

Mantan pengajar sekaligus alumni Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan bahwa Jokowi merupakan seorang sipil yang justru sangat berambisi menguasai seluruh sektor.

Bahkan kata dia, Jokowi seolah harus melakukan politik pecah belah agar dapat menguasai seluruh sektor di Indonesia.

"Nah sekarang terbalik, ini era demokrasi tapi Pak Jokowi yang justru sipil ingin menguasai seluruh sektor, bahkan tidak ada yang dia tinggalkan untuk daerah dengan cara memecah belah," ujarnya.

Baca Juga: YLBHI Samakan Era Pemerintahan Jokowi dengan Soeharto, Ngabalin: Statement yang Menyesatkan

Lebih lanjut, Rocky Gerung juga menegaskan bahwa cara Jokowi memimpin Indonesia dengan gaya militeristik merupakan sebuah anomali sejarah.

Filsuf asal Manado itu mengungkapkan perbedaannya dengan rezim Soeharto yang memimpin secara militeristik demi stabilitas negara, salah satunya dengan cara penguasaan pada pos-pos penting.

"Jadi terlihat bahwa tokoh sipil memerintah secara militeristik itu anomali sejarah betul. Kalau Pak Harto jelas dia stabilitas diperlukan karena itu militer harus menduduki pos-pos penting," katanya.

Di sisi lain, dia juga menyebut adanya ironi ketika rezim Jokowi memimpin dengan gaya militeristik bahkan dielu-elukan oleh sejumlah partai politik, meski masyarakat umum sibuk menuntut keadilan.

"Sekarang, era orang menuntut keadilan tapi cara memimpin rezim ini adalah militeristik. Itu yang justru dielu-elukan oleh partai-partai yang seharusnya menjaga demokrasi," ujar dia.

Baca Juga: APDESI Bantah Dukung Jokowi Tiga Periode, Rocky Gerung Puji Kemandirian Masyarakat Desa Sembalun

Terakhir, Rocky Gerung menyimpulkan perbedaan signifikan mengenai gaya militeristik Soeharto dengan Jokowi.

Menurutnya, Soeharto memimpin secara militeristik untuk mengorkestrasi oligarki demi tercapainya pembangunan dengan perhitungan yang masuk akal.

Sebaliknya kata dia, Jokowi memimpin secara militeristik karena adanya tekanan oligarki yang membutuhkan rente dari berbagai proyek.

"Kita akhirnya harus bikin perbandingan, Presiden Soeharto memimpin secara otoriter supaya pembangunan nasional itu masuk akal di depan investor asing sehingga Pak Harto percaya ide itu bisa dibangun secara teknokratik. Sekarang, presidennya dikuasai oligarki untuk kerakusan oligarki sendiri kan?," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah