KABAR BESUKI - Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menyoroti sepak terjang rezim Jokowi yang dinilai publik kerap menebar kebohongan.
Rocky Gerung menyebut Indonesia sedang dalam situasi tanpa aturan akibat rezim Jokowi yang dinilai kerap menebar kebohongan.
Rocky Gerung menyebut kondisi Indonesia yang sedang dalam situasi tanpa aturan dengan istilah anomi, karena tidak adanya kepercayaan rakyat terhadap pemimpin.
"Itu pertanda bahwa yang disebut sebagai order udah hilang, dan kita masuk di dalam situasi anomi, tidak ada nomos (aturan)," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat, 8 April 2022.
Rocky Gerung berpendapat, situasi Indonesia saat ini yang disebutnya tanpa aturan membuat banyak orang merasa tak lagi percaya terhadap segala kebijakan pemerintah.
Mantan pengajar dan alumni Universitas Indonesia (UI) itu mengungkapkan, banyak orang sudah terlanjur menganggap segala bentuk ucapan rezim Jokowi selalu mengandung kebohongan, meski pemerintah kerap mengklaim sangat serius memperhatikan rakyatnya.
"Jadi keadaan anomi ini membuat orang menganggap bahwa apapun yang diucapkan pemerintah itu pasti mengandung kebohongan walaupun pemerintah bilang 'Kami serius', nggak ada yang percaya," ujarnya.
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa banyak orang menganggap apa yang diucapkan oleh aparat keamanan sebagai upaya untuk menakut-nakuti rakyat, khususnya dalam konteks rencana demo mahasiswa pada Senin, 11 April 2022 mendatang.
"Apapun yang diucapkan oleh aparat keamanan dianggap sebagai upaya untuk menakut-nakuti," katanya.
Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok Secara Masif Sebagai Awal Kejatuhan Rezim Jokowi
Lebih lanjut, Rocky Gerung juga menilai bahwa situasi anomi atau tanpa aturan yang sedang melanda Indonesia saat ini sangat berbahaya bagi kehidupan bermasyarakat.
Filsuf asal Manado itu juga menduga adanya kemungkinan operasi intelijen di balik situasi ini, atau hanya merupakan peristiwa saling melemparkan hoax antar kelompok.
"Jadi kehilangan norm ini, anomi ini yang berbahaya. Karena kita nggak tahu apakah ini operasi intelijen atau ini hanya saling kirim hoax antar kelompok," ujar dia.
Di sisi lain, dia juga menilai bahwa rakyat tak butuh verifikasi mengenai kebenaran aksi demo 11 April 2022 karena kekacauan sudah terjadi dari dapur 'emak-emak' yang saat ini berharap pada pergerakan mahasiswa dalam menghadapi situasi saat ini.
"Bagi rakyat, verifikasi itu nggak perlu lagi, karena bagi mereka kekacauan udah terjadi mulai dari dapur emak-emak tuh. Bagi emak-emak, demo mahasiswa itu akan membuat mereka punya harapan," ucapnya.
Baca Juga: Rezim Jokowi Dinilai ‘Brutal’ Naikan Harga Kebutuhan Publik, Refly Harun: Emang Kebangetan
Atas dasar tersebut, Rocky Gerung menyebut bahwa banyak orang sudah tak lagi berharap pada keterangan dari hasil sidang kabinet, terlebih jika Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan menjadi juru bicara.
Sebaliknya kata dia, publik justru lebih cenderung mencari-cari temuan hoax yang dilontarkan oleh rezim Jokowi.
"Jadi orang nggak berharap keterangan dari hasil sidang kabinet, apalagi oleh Pak Luhut sebagai Menko, mereka nggak peduli keterangan itu. Yang mereka perhatikan adalah hoax-nya itu justru," tuturnya.***