Peristiwa Demo Mahasiswa 114 Dinilai Ditunggangi, Bossman Mardigu: PDIP dan Demokrat Diuntungkan

- 16 April 2022, 14:15 WIB
Bossman Mardigu menjelaskan alasan dan pasca terjadi peristiwa demo 114.
Bossman Mardigu menjelaskan alasan dan pasca terjadi peristiwa demo 114. /Instagram @mardiguwp

KABAR BESUKI -  Aksi demo yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) rupanya masih menarik perhatian, salah satunya seorang pengusaha sukses yang mempunyai 32 perusahaan yakni Bossman Mardigu.

Pengusaha yang dikenal Bossman sontoloyo ini memberikan detail penjelasan tentang siapa yang punya kepentingan dan keuntungan demo tersebut dan siapa yang pertama kali menyuarakan adanya perpanjangan jabatan.

Dilansir Kabar Besuki melalui YouTube channel Bossman Mardigu, peristiwa 114 demo mahasiswa kemarin akan dibedah lebih dalam, sebenarnya apa yang terjadi.

Bossman sedikit heran ketika ada pertanyaan siapa yang menyuarakan pertama kali tentang adanya perpanjangan masa jabatan dan tentang demo mahasiswa yang sudah diketahui terlebih dahulu.

Baca Juga: Cara Menjaga Rambut Tetap Sehat, Lebat dan Berkilau: Salah Satunya Jangan Keramas Setiap Hari

“Bahkan ada sebuah kalimat sederhana yang nyeletuk, kalau gak minta jabatan diperpanjang pasti tidak akan ada demo mahasiswa kemarin, benarkah begitu? Lalu siapa yang menghembuskan pertama kali meminta jabatan tersebut, maka mata panah arah menjawab pertanyaan tersebut,” kata Bossman.

Mardigu pun menjelaskan alasan kenapa ada hembusan kalimat pertama adanya perpanjangan masa jabatan, dan adanya data 110 juta orang Indonesia yang menginginkan adanya perpanjangan, tapi pengusaha ini heran kapan dan bagaimana survei ini dilakukan.

“Ada seorang menteri yang mengatakan bahwa dibawah sana banyak orang dan pengusaha yang minta jabatan ke Pak Jokowi diperpanjang, dikuatkan dengan pernyataan seseorang menteri lagi yang serba bisa menambahkan ada data 110 juta orang Indonesia yang meminta perpanjangan jabatan tersebut, ini jadi polemik, siapakah manusia yang 110 juta itu? Data darimana? Kapan Surveynya? Pakai apa surveynya? baiklah saya jelaskan dari data yang dipunya, saya kemas dengan sederhana untuk menjelaskan peristiwa 114 kemarin, Ini dimulainya ketika ada survei yang menghitung suara partai politik, yang ternyata cukup mengejutkan hasilnya, yaitu ada dua partai suaranya naik tinggi luar biasa, dan banyak partai yang suaranya berkurang jauh, sejak saat itu lah muasal awal dari peristiwa hingga mahasiswa turun, kok bisa begitu,” terang Mardigu.

Bossman menambahkan bahwa ternyata akibat dari demo suara PDIP dan Demokrat naik secara drastis, sedangkan partai lainnya menurun termasuk Gerindra, dan kalau di diamkan sampai 2024 maka diperkirakan dua partai tersebut akan terus mengalami kenaikan.

Baca Juga: Selena Gomez Tampar Keras Komentar Orang yang Hina Bentuk Tubuhnya: Aku Sempurna dengan Apa Adanya Diriku

“Saya ulas hasil survei PDIP suaranya naik ke 21%, Partai Demokrat partai oposisi naik ke 12%, partai pendukung pemerintah lainnya turun, Golkar 7-8%, PKB 4%, Nasdem 7-8%, juga sisanya turun semua, termasuk Gerindra sekitar sekitar 13%, kenaikan suara Partai Demokrat mengejutkan, kalau utak atik politik dilakukan, jika semua ini didiamkan sampai tahun 2024, maka diperkirakan Partai Demokrat akan terus naik suaranya begitu juga PDIP. Ini menarik, ini anomali, namun ini menunjukkan pemerintah dengan partai pendukung utamanya PDIP agaknya telah terjadi  pemisahan bagi konstituen alias PDIP saat ini berkesan hanya partai pendukung pemerintah bukan partai utama pemerintah, padahal PDIP adalah partai Pak Jokowi,” terang Bos 32 perusahaan itu.

Bossman kembali menjelaskan bahwa PDIP berhasil membuat pencitraan yang membuat orang-orang non partai sekitar presiden tidak disukai karena kebijakan dan kepentingan mereka, jadi suara PDIP dan Demokrat naik.

“Namun karena banyaknya anasir, orang-orang non partai di sekeliling presiden mendominasi kebijakan untuk kepentingan mereka, non partai membuat PDIP kemudian mengambil langkah menjaga jarak dan PDIP berhasil mencitrakan hal tersebut, jadi suara PDIP naik dan Demokrat naik adalah  respon dari ketidaksukaan masyarakat terhadap kebijakan orang-orang non partai di sekeliling istana, hasil survei yang mengejutkan tersebut disikapi oleh pejabat yang tidak diuntungkan tersebut, pejabat non partisan atau bukan orang partai di sekeliling istana gerah, kepala mereka, kalau diadakan pemilu 2024  hanya 2 partai ini yang akan mendapat respon baik, sehingga lebih baik adalah tambah 2-3 tahun lagi menjabatnya alias kalau dihitung dari hari ini masih ada 5 tahun lagi menjabat, jauh lebih baik daripada tidak akan dapat apa-apa 2 tahun lagi dari sekarang atau hanya tersisa 2 tahun lagi peluangnya,” tutur Bossman detail.

Pengusaha yang memiliki 32 perusahaan itu menjelaskan bahwa yang menginginkan adanya perpanjangan jabatan adalah mereka yang partainya suaranya turun, dan yang menyuarakan juga menteri non partai.

“Makanya partai dan petinggi partai yang mendukung perpanjangan jabatan adalah partai yang suaranya turun dan dekat dengan pengatur negara ini di pusat pemerintahan, yaitu Golkar, PKB, PAN, yang memang turun jauh suaranya, dan yang menyuarakan juga menteri non partai atau yang partainya turun,” ungkapnya.

“Berdemo, menekan pemerintah adalah tujuan utamanya hanya satu, tidak ada perpanjangan jabatan, dan pastikan presiden menandatangani KEPPRES, 14 Februari 2024 adalah hari Pilpres, selama KEPPRES Pilpres 2024 itu belum ditandatangani maka demo mahasiswa atau mungkin bertambah unsur lainnya akan terus terjadi, berulang dan membesar,” terangnya.

Baca Juga: Cara Mengaplikasikan Skin Care dengan Benar, Lengkap Daftar Produk untuk Siang dan Malam Hari

Bossman juga menjelaskan kalau peristiwa demo kemarin adalah langkah awal, jika KEPPRES masih belum ditandatangani maka pilihannya adalah demo untuk melakukan parlemen jalanan.

“Peristiwa 114 kemarin adalah langkah awal, sifatnya hanya mereda sementara setelah demo usai, namun jika KEPPRES belum juga ditandatangani, maka keadaan akan terus memanas, jadi kalau belum ditandatangani juga, maka pilihannya adalah demo untuk melakukan parlemen jalanan, dan presiden akan di turunkan dan digoyang oleh parlemen jalanan, tentunya hal ini tidak dimaui oleh banyak pihak terutama incumbent, tidak terhormat, diturunkan di tengah jabatan, dan ini juga membuat citra Indonesia di mata dunia sebagai negara Demokrasi jadi tercoreng karena pencopotan jabatan di tengah jalan terjadi, walau kecil kemungkinan peluang pencopotan itu terjadi jabatan oleh parlemen jalanan, namun tekanan itu hanya bisa mereda kalau pilihannya adalah menekan KEPPRES Pilpres FEB 2024 atau ada collateral damage dicopot, siapa collateral damage tersebut? Yaitu mereka yang memprakarsai perpanjangan jabatan dicopot dari jabatannya sekarang,” jawab secara detail.

Bossman juga menyatakan jika pencopotan itu dilakukan yang diuntungkan adalah Partai PDIP.

“Kalau pencopotan jabatan tersebut jika dilakukan ternyata akan menguntungkan PDIP yang telah berhasil melepas citra sebagai bagian dari anasir di sekeliling istana yang oportunis, yang gak punya konstituen tapi pegang jabatan, itu yang disebut konstituen oportunis,” jelasnya.

Mardigu juga menilai bahwa yang memberikan modal dalam demo adalah konglo-konglo sekitar PDIP.

“Kemudian ada pertanyaan Fundamental, siapa kira-kira yang jadi sponsor demo, gak mudah dilakukan apalagi hal ini akan bermain panjang, biaya mahal, tentunya yang punya duit dan tentunya yang nantinya diuntungkan, Amerika?Tiongkok? Jawabnya bukan, kemungkinan kalau kita membaca pakai ilmu who is benefiting maka analisis yang memodali adalah konglo konglo atau oligarnya di sekitar PDIP, salah? mungkin saja analisa ini salah, namun selama dilihat dari niat, dan siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan, maka semua ke arah oligar tersebut,” tuturnya.

Jadi menurut Bossman Mardigu kesimpulanya adalah tanda tangani Pilpres 14 Februari 2024 Indonesia akan tenang sampai 2024, PDIP punya daya ungkit, Demokrat punya sedikit daya ungkit tapi diuntungkan.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: YouTube Bossman Mardigu


Tags

Terkait

Terkini

x