Berdasarkan data Kementan menyebutkan jumlah kasus hewan ternak yang terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur sebanyak 3.205 ekor dengan kasus kematian mencapai 1,5 persen. Sementara kasus positif PMK di Aceh sebanyak 2.226 ekor dengan kasus kematian satu ekor.
Gejala yang terjadi pada hewan ternak terkena Penyakit Mulut dan Kuku diantaranya Demam tinggi pada hewan ternak, lendir berbusa dari mulut hewan secara berlebihan, nafsu makan turun, luka pada kaki diakhiri lepasnya kuku hewan, gemetar bahkan sulit berdiri atau pincang, bernapas cepat/hipersalivasi, produksi susu turun drastis, dan ada lesi/lepuh di sekitar mulut dan lidah.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain, Jangan memasukkan hewan ternak baru dari luar, jangan jual ternak (panic selling), tetap diam di kandang, tambah suplemen makanan dengan pemberian vitamin dan mineral.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan setelah berdiskusi dengan WHO dan Badan Kesehatan Hewan Dunia bahwa PMK yang menyerang ribuan ternak di Jawa Timur sangat jarang menular ke manusia.
Menteri Pertanian RI juga mengatakan bahwa daging hewan ternak yang terkena wabah PMK aman untuk dikonsumsi, asal bukan bagian yang langsung terkena PMK, misalnya seperti Kaki yang harus diamputasi terlebih dahulu, jeroan, mulut, bibir, lidah, dll.
Dinas Pertanian Banyuwangi mengatakan untuk masyarakat yang memiliki ternak dan ternaknya terserang wabah PMK untuk tidak panik tetapi tetap waspada. Masyarakat Banyuwangi bisa menghubungi Call Center via WhatsApp/Telepon di nomor 082141368195 apabila menemukan hewan ternak yang terserang wabah PMK dengan gejala yang disebutkan di atas.***