“Biasanya dia suka minta bantuin, kemarin enggak, dia beresin sendiri, dia bawa koper sendiri dari atas ke bawah, koper segitu gedenya, dia bawa sendiri,”jelas Hendar.
Momen tersebut diceritakan Hendar merupakan momen terakhir pertemuannya dengan Eril sebelum Eril hilang di sungai Aare.
Hendar bahkan tak bisa menahan tangis saat mengenang sosok Eril yang telah didampinginya sejak usia 8 tahun.
Hendar mengatakan bahwa Eril adalah sosok anak yang cerdas dan mandiri serta tak suka bergantung dengan orang lain.
“Dia orangnya sangat mandiri dari kecil, kalau habis tidur, dia selalu beresin kamar sendiri, jadi nggak tergantung ke pekerja, dia menganggap pekerja itu seperti keluarga,” tuturnya.
Kini, di tengah proses pencarian Eril, Hendar mengaku bahwa ia sering menangis lantaran mengingat momen kebersamaannya dengan Eril.
“Saya kalau naik ke atas, ke kamar suka meneteskan air mata, karena teringat, sepi, ingat beliau, ada berita di tv suka nangis,” pungkasnya.***