KABAR BESUKI - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berupaya untuk mencegah stunting di Indonesia dengan berbagai macam cara, termasuk sosialisasi dari mulut ke mulut.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan bahwa sulitnya mencegah stunting di Indonesia tak lepas dari faktor edukasi dan budaya masyarakat setempat.
Hasto Wardoyo mengungkapkan bahwa tak semua wilayah dan kawasan di Indonesia memiliki lingkungan yang 100 persen memiliki standar sehat.
"Masalah edukasi, budaya, itu juga sangat mempengaruhi. Kita belum punya lingkungan yang 100 persen standar sehat," kata Hasto Wardoyo dalam acara Forum Klarifikasi Pikiran Rakyat Media Network (PRMN) yang digelar secara virtual pada Rabu, 13 Juli 2022.
Baca Juga: Pengenalan dan Cara Pencegahan Stunting yang Mengakibatkan Gangguan Pertumbuhan pada Anak
Sejauh ini, BKKBN telah membuat berbagai program kerja yang dinilai dapat menurunkan angka stunting di Indonesia.
BKKBN sejak lama membuat program Generasi Berencana (GenRe) untuk mengajak generasi muda akan pentingnya perencanaan yang matang sebelum maju ke jenjang pernikahan.
"Memang perlu sekali kita ajak generasi muda. BKKBN membentuk GenRe, kita bentuk ayah GenRe, duta GenRe," ujar Hasto Wardoyo.
Hasto Wardoyo menambahkan bahwa selain menggandeng sejumlah duta GenRe, BKKBN juga menekankan pentingnya sosialisasi pencegahan stunting dari mulut ke mulut.
"Dari duta-duta itu kita sosialisasi. Nasihat teman sebaya itu lebih mujarab," katanya.
Baca Juga: Tekan Angka Stunting di Situbondo, Arumi Bachsin 'Istri Wagub Emil Dardak' Kampanyekan Gemarikan
Menurut Hasto Wardoyo, sosialisasi mulut ke mulut dari kalangan teman sebaya dinilai memiliki dampak yang lebih efektif untuk menekan stunting di Indonesia.
Untuk mengefektifkan sosialisasi mulut ke mulut, BKKBN membuat program Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) dan Mahasiswa Peduli Stunting serta menggandeng Forum Rektor Seluruh Indonesia.
"Kita harus memberdayakan teman sebaya. Kita bentuk SSK yang peduli tentang kependudukan. Kita kerja sama dengan Forum Rektor Seluruh Indonesia, kita bentuk Mahasiswa Peduli Stunting (Mahasiswa Penting)," ujarnya.
Baca Juga: Angka Stunting di Banyuwangi Meningkat, Masyarakat Dihimbau Beri Makanan Bergizi untuk Anak
Selain itu, Hasto Wardoyo menegaskan bahwa generasi muda harus menyadari bahaya stunting terhadap masa depan bangsa Indonesia.
Menurutnya, setiap anak yang lahir merupakan generasi yang akan meneruskan kehidupan di dunia dalam jangka panjang.
"Anak-anak muda itu perlu disadarkan sebelum terlambat. Anak-anak itu betul-betul tumpuan masa depan orang tua," tuturnya.***