Alat Tes Swab Covid-19 Tersangkut di Dalam Hidung, Seorang Bocah 1,5 Tahun Meninggal Dunia

- 15 Juli 2020, 09:38 WIB
Balita berusia 1,5 tahun asal Arab Saudi yang tewas saat tes swab Covid-19. /Twitter via Gulf News
Balita berusia 1,5 tahun asal Arab Saudi yang tewas saat tes swab Covid-19. /Twitter via Gulf News /

KABAR BESUKI - Mengikuti berbagai rangkaian tes corona atau Covid-19, seorang bocah di Shaqra, Arab Saudi yang masih berumur satu setengah tahun meninggal dunia.

Diketahui bocah tersebut meninggal usai mengikuti tes Covid-19 di Rumah Sakit Umum di Shaqra, Arab Saudi, dikutip Tim Kabarbesuki dari Pikiran-Rakyat.com melalui Al Arabiya pada hari Selasa, 14 Juli 2020.

Awalnya dengan prosedur yang ada, sang bocah tersebut pun diminta mengikuti rangkaian tes Covid-19. Hal tersebut dilakukan guna mengecek apakah bocah yang disembunyikan namanya ini membawa virus Covid-19 atau tidak.

Mengejutnya ketika proses pengecekan Covid-19, alat tes swab tersebut justru patah di dalam hidung korban.

Sebelumnya artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul Bocah 1,5 Tahun Tewas Usai Tes Swab Covid-19, Alatnya Patah dan Tersangkut di Hidung

Dengan terjadinya peristiwa tersebut, dokter segera menangani untuk mencoba memberikan anastesi ke korban guna mengeluarkan patahan tersebut.

Sedihnya, bocah laki-laki itu ditinggalkan begitu saja oleh tim medis tanpa ditangani untuk lebih lanjut. Bocah yang masih dibawah umur tersebut pun kehilangan kesadaran lantaran ia kesulitan bernafas.

Meninggalnya sang anak pun begitu diseali oleh paman sekaligus kuasa hukum korban. Sang bocah pun meninggal dunia 24 jam setelah masuk ke rumah sakit.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Rabu, 15 Juli 2020: Aries dan Gemini Lebih Selektif untuk Memilih Pasangan

Sebelumnya bocah laki-laki tersebut memang tidak ada penyakit apapun, hanya saja diketahui ibunya saat itu tengah demam.

"Anak itu tak punya penyakit kronis. Pada Jumat sore badannya panas lalu dibawa ke rumah sakit oleh ibunya. Meski cuma panas, dia tetap diminta ikut tes swab," ucap sang paman.

Sang paman menyebut, keponakannya kesulitan bernapas lantaran saluran udara di paru-parunya tertutup.

"Ketika kami minta agar korban dipindah ke rumah sakit lain, kami harus duduk menunggu ambulans yang tak kunjung datang. Ketika zuhur, korban tak pula dipindahkan, dan justru meninggal dunia," jelasnya.

Dikutip dari Gulf News, ayah korban, Abdullah Al Joufan awalnya menolak upaya anastesi yang dilakukan oknum dokter tersebut. Ia bahkan meminta agar putranya ditangani dokter spesialis.

Sayangnya, petugas rumah sakit tersebut mengatakan dokter spesialisnya sedang tidak ada.

"Tapi, petugas rumah sakit mengatakan dokter spesialis sedang absen," ucap Abdullah.***(Agil Hari Santoso/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Ayu Nida LF


Tags

Terkini

x