Refleksi HUT RI ke 77, Bung Towel Sebut Sepak Bola Indonesia Akan Maju Jika Tak Ada Intervensi Terhadap Wasit

16 Agustus 2022, 12:49 WIB
Refleksi HUT RI ke 77, Bung Towel Sebut Sepak Bola Indonesia Akan Maju Jika Tak Ada Intervensi Terhadap Wasit. /persebaya.id/

KABAR BESUKI - Pengamat sepak bola Tommy Welly alias Bung Towel menyampaikan sebuah refleksi mengenai sepak bola Indonesia dalam rangka HUT RI ke 77 yang jatuh pada Rabu, 17 Agustus 2022 esok hari.

Bung Towel menyebut bahwa sepak bola Indonesia akan maju jika tak ada intervensi terhadap wasit.

Bung Towel juga mengungkapkan bahwa intervensi terhadap wasit tak hanya terjadi dalam sepak bola Indonesia khususnya di masa lampau.

Baca Juga: Persebaya Kirim Surat ke PSSI Menuntut Evaluasi Kinerja Wasit Saat Pertandingan Persebaya vs Madura United

Dalam sebuah video yang ditayangkan oleh kanal YouTube GOCEK BUNGTOWEL, intervensi terhadap wasit sudah ada sejak tahun-tahun awal bergulirnya Piala Dunia tepat ketika Indonesia masih dijajah oleh Belanda.

Kala itu, hampir seluruh negara di dunia sedang memasuki fase kediktatoran khususnya di benua Eropa.

Menjelang bergulirnya Perang Dunia II pada dekade 1940-an, terdapat dua negara besar Eropa yang dikenal dengan ideologi fasismenya yakni Italia dan Jerman.

Italia kala itu dipimpin oleh Benito Mussolini, sedangkan Jerman dipimpin oleh Adolf Hitler.

Bahkan ketika itu pula, kedua pemimpin negara tersebut menggunakan sepak bola sebagai alat politik untuk menyebarkan ideologi fasisme mereka kepada dunia.

Baca Juga: PSSI Lakukan Sistem Ranking Demi Jaga Kualitas Setiap Wasit yang Bertugas di Liga 1 Musim 2022/2023

Saat Piala Dunia 1934 bergulir, Benito Mussolini sangat berambisi agar Italia mampu merebut gelar juara dunia, bahkan ikut melakukan intervensi terhadap pelaksanaannya.

Bahkan, wasit asal Swedia yakni Ivan Eklind sengaja diajak makan malam oleh Benito Mussolini sehari sebelum bertugas untuk laga Italia vs Austria digelar agar Gli Azzurri mampu memenangi pertandingan dengan mudah.

"Sehari sebelum pertandingan dari Italia melawan Austria, Benito Mussolini mengajak makan malam wasit asal Swedia, Ivan Eklind. Tujuannya agar di pertandingan lawan Austria lebih memfavoritkan Italia," kata Bung Towel sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube GOCEK BUNGTOWEL pada Selasa, 16 Agustus 2022.

Tidak tanggung-tanggung, Benito Mussolini bahkan dirumorkan telah mendesak FIFA untuk mendorong agar Ivan Eklind menjadi wasit di babak final ketika Italia harus menghadapi Cekoslovakia.

Kuatnya pengaruh Benito Mussolini saat itu mempengaruhi keputusan FIFA untuk mengganti wasit final Piala Dunia 1934 yang sudah ditentukan sebelumnya dengan Ivan Eklind.

Alhasil, Italia berhasil memenangi laga final melawan Cekoslovakia dengan skor 2-1 melalui babak perpanjangan waktu sekaligus memastikan Gli Azzurri menjadi negara Eropa pertama yang membawa pulang trofi Piala Dunia sepanjang sejarah.

Karena manuver Italia melalui tangan Benito Mussolini pula, Uruguay sempat memboikot penyelenggaraan Piala Dunia 1934 meski kala itu mendapat undangan sebagai peserta dari FIFA, sekaligus menjadi ajang 'balas dendam' atas ketidakikutsertaan beberapa negara Eropa di Piala Dunia 1930.

Baca Juga: Bung Towel Prihatin Wasit Liga 3 Dihakimi Pemain, Sebut Ada Peran 'Non Teknis' di Baliknya

Berkaca dari sejarah tersebut, Bung Towel menyampaikan sebuah pesan moral untuk sepak bola Indonesia khususnya dari aspek wasit jika ingin maju.

Selama ini, persoalan wasit masih menjadi hal yang harus dibenahi dalam ekosistem sepak bola Indonesia karena beberapa kali mengambil keputusan yang dianggap kurang adil bahkan merusak sportivitas.

Bahkan ironisnya, wasit juga menjadi bulan-bulanan pemain, pelatih, dan ofisial tim serta suporter dari sebuah klub yang merasa dirugikan dengan keputusan yang dianggap kurang adil.

Bung Towel mengungkapkan bahwa sepak bola Indonesia tidak akan maju bahkan mundur ke era kediktatoran apabila praktik intervensi terhadap wasit oleh pihak-pihak yang menginginkan agar tim tertentu diuntungkan masih terus terjadi.

"Jika sepak bola itu masih mainin wasit, maka kita sebetulnya sedang bergerak mundur ke era 1934. Atau kalau sepak bola kita masih seneng main-mainin wasit, maka kita sedang ada di zaman kediktatoran," ujarnya.

Dengan kata lain, dia meminta agar seluruh stakeholder sepak bola Indonesia segera membereskan persoalan wasit demi kemajuan bersama.

"Jangan mau kita masih berkutat di area situ," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube GOCEK BUNGTOWEL

Tags

Terkini

Terpopuler