BRI Liga 1 Diberhentikan Sementara Imbas Tragedi di Kanjuruhan Malang saat Arema FC vs Persebaya Suarabaya

2 Oktober 2022, 08:24 WIB
Liga 1 Arema FC vs Persebaya Berbuntut Tragedi, Jadi Pertandingan Bola dengan Korban Mening Terbanyak di Dunia /Tangkap layar twitter/@pssi

KABAR BESUKI – Sejarah kelam dunia sepakbola Indonesia kembali terjadi pada 1 Oktober 2022 saat tragedi di Kanjruhan Malang yang menewaskan lebih dari 100 orang.

Kabar duka menyelimuti dunia sepakbola tanah air setelah banyak supporter Arema atau yang baisa dijuluki Aremania menjadi korban kerusuhan di Kanjuruhan Malang.

Jumlah sementara korban meninggal akibat tragedi tersebut sampai berita ini ditulis ada 127 orang yang terdiri dari 125 Aremania dan dua orang anggota kepolisian.

Kerusuhan tersebut berawal dari hasil akhir laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya dimana Arema FC berhasil dikalahkan oleh tim tamu.

Baca Juga: UPDATE Klasemen Sementara Liga 2 Indonesia Grup Timur 2 Oktober 2022: Persipura Jayapura Kembali Memimpin

Kerusuhan tersebut menelan ratusan jiwa dan menjadi sejarah terkelam sepakbola Indonesia. Pasalnya lebih dari 100 orang meninggal dalam semalam.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang mengungkapkan bahwa ada 34 orang yang meninggal di Stadion kanjuruhan Malang dan sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di rumah sakit setempat. Jumlah korban meninggal akibat tragedi tersebut akan terus diperbaharui.

Tragedi memilukan tersebut terjadi pada pekan ke-11 BRI Liga 1 2022/2023 buntut dari laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang

Setelah pertandingan berakhir terjadi keributan masal dimana Aremania turun dan menyerbu masuk ke dalam lapangan.

Pemain Persebaya langsung dievakuasi untuk meninggalkan lapangan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.

Sementara itu, beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan langsung diserbu suporter yang merasa kecewa.

Akibat sejumlah flare dan benda lainnya yang dilemparkan oleh Aremania membuat kerusuhan tersebut semakin membesar.

Tak hanya itu, juga ada kobaran api di sejumlah titk yang salah satunya berasal dari satu unit mobil polisi K9 yang dibakar.

Baca Juga: UPDATE Klasemen Sementara BRI Liga 1 Sabtu 2 Oktober 2022: Persebaya Surabaya Naik 4 Peringkat

Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut. Namun karena jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan.

Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas, hingga menimbulkan kepanikan di area stadion.

Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut pun tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.

Para suporter banyak yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion dengan panik, hingga akhirnya berhamburan.

Komunitas Peduli Malang juga menuturkan bahwa tembakan gas air mata yang dilakukan aparat justru membuat situasi semakin runyam.

"Biasanya yang turun dalmas Polri dan TNI, ditambah unit K9 udah bisa pukul mundur supporter. Kalau dihajar gas air mata di tribun, apalagi penuh orang, ya selesai," ungkap Komunitas Peduli Malang dikutip Kabar Besuki dari akun Instagram @aslimalang.official.

Menanggapi tragedi tersebut PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan untuk memberhentikan sementara BRI Liga 1 selama sepekan.

Baca Juga: Klasemen Akhir Grup A AFC Futsal Asian Cup 2022: Thailand Keluar Sebagai Juara, Kuwait Runner Up

“Kami prihatin dan sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Kami ikut berdukacita dan semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Keputusan tersebut kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI. Ini kami lakukan untuk menghormati semuanya dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI,” sebut Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, Minggu dini hari (02/10) seperti yang dikutip Kabar Besuki dari lama resmi Liga Indonesia Baru.***

Editor: Mifta Sonia

Tags

Terkini

Terpopuler