KABAR BESUKI - Pengamat sepak bola Tommy Welly alias Bung Towel menyebut juara Piala Dunia 2022 diprediksi masih menjadi milik negara dari benua Eropa.
Bung Towel membeberkan sejumlah faktor yang dinilai kuat menjadi alasan utama negara dari Eropa diprediksi menjadi juara Piala Dunia 2022.
Bung Towel menyebut negara Eropa diprediksi masih akan menjadi juara Piala Dunia 2022 karena adanya faktor pelatih sebagai alasan utama.
Dalam sebuah video yang ditayangkan oleh kanal YouTube GOCEK BUNGTOWEL, Bung Towel membeberkan sejarah juara Piala Dunia dari masa ke masa yang selalu diraih bergantian antara negara Eropa dan Amerika Latin.
Tradisi tersebut konsisten berlangsung sejak Piala Dunia edisi 1930 hingga 2002, kecuali pada edisi 1934 dan 1938 yang diraih Italia secara back to back serta Brazil yang meraih juara secara back to back pada edisi 1958 dan 1962.
"Sejak pertama kali bergulir tahun 1930, juara itu selalu bergantian (antara Amerika Latin dan Eropa) sampai 2002," kata Bung Towel sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube GOCEK BUNGTOWEL pada Senin, 31 Oktober 2022.
Namun sejak bergulirnya Piala Dunia edisi 2006 hingga 2018, titel juara selalu diraih oleh negara-negara kekuatan tradisional sepak bola dari benua Eropa secara bergantian yakni Italia, Spanyol, Jerman, dan Perancis.
"Sejak 2006 di Jerman, empat edisi terakhir Piala Dunia diborong oleh Eropa. Apakah di Qatar 2022 akan terjadi perubahan? Sepertinya saya menganggap tren juara dari Eropa belum akan putus, meski Brazil dan Argentina selalu jadi favorit kandidat kuat untuk calon juara," ujarnya.
Berdasarkan catatan tersebut, Bung Towel memprediksi bahwa juara Piala Dunia 2022 masih akan menjadi milik Eropa.
Meski Brazil dan Argentina selalu menjadi kandidat favorit juara di setiap edisi termasuk Piala Dunia 2022, pria yang pernah bekerja di ANTV pada dekade 1990-an ini menilai faktor pelatih menjadi alasan utama bagi negara-negara Eropa untuk memperoleh peluang merebut titel juara.
"Dalam konteks juara dunia butuh aspek lain. Mereka (Brazil dan Argentina) tetap favorit, tetapi sepertinya tren juara masih menjadi milik Eropa. Kenapa? Dalam sudut pandang saya tetap butuh faktor pelatih," katanya.
Di sisi lain, dia juga menilai bahwa pelatih-pelatih Amerika Latin saat ini belum masuk dalam radar terdepan sepak bola dunia.
"Saat ini, pelatih-pelatih asal Amerika Latin tidak ada di etalase depan sepak bola dunia. Jadi kalau bicara kiblat sepak bola dunia, episentrum sepak bola dunia adalah Eropa," ujar dia.
Lebih lanjut, Bung Towel menyebut Liga Champions menjadi barometer bagi setiap pelatih top dunia khususnya dari segi jam terbang.
Sebab menurutnya, Eropa merupakan episentrum sepak bola dunia di mana berbagai dinamika kerap terjadi, termasuk mengenai perubahan taktik yang dirancang oleh para pelatih kelas dunia.
Hal tersebut dinilainya sebagai indikasi bahwa faktor pelatih menjadi ujung tombak bagi tim-tim asal Eropa dalam persaingan memperebutkan juara Piala Dunia 2022.
"Kenapa? Karena di sana ada Liga Champions yang tiap musim berputar dan mereka menjadi tolok ukur, barometer, benchmark. Di sanalah evolusi sepak bola, dinamika sepak bola, perubahan-perubahan tactical sepak bola terjadi dan faktor pelatih-pelatih Eropa menjadi sangat dominan berada di posisi terdepan dan menjadi pemimpin sepak bola dunia," tuturnya.***