Suporter dan Manajemen Klub Wajib Tahu, Ini Manfaat Digitalisasi Penyiaran untuk Sepak Bola Indonesia

- 12 Februari 2021, 20:57 WIB
Ilustrasi Produksi Siaran Sepak Bola.
Ilustrasi Produksi Siaran Sepak Bola. /ibc.org

KABAR BESUKI – Undang-undang (UU) Cipta Kerja mengamanatkan penyiaran televisi melalui terestrial untuk melakukan migrasi bertahap dari siaran analog ke format digital paling lambat 2 November 2022 mendatang.

Sebelum memasuki tenggat waktu analog switch off (ASO), stasiun televisi terestrial yang saat ini bersiaran dengan format analog diberikan kesempatan untuk melakukan siaran analog dan digital secara bersamaan (simulcast).

Selama ini, beberapa pengelola klub sepak bola tanah air di luar kota sampling Nielsen kerap mengeluhkan tidak disiarkannya klub yang bersangkutan oleh stasiun televisi penyiar (khususnya untuk penghuni tier 1) sepanjang musim kompetisi jika tidak berhadapan dengan salah satu klub “rating maker”.

Baca Juga: Jadwal Liga Italia Giornata 22 Live di RCTI dan Bein Sports, Termasuk Laga Inter vs Lazio

Menurut Nielsen Media Research (NMR) Indonesia, sejauh ini terdapat lima klub Indonesia yang menghasilkan rating dan share tertinggi antara lain Persija Jakarta, Persib Bandung, Arema FC, Persebaya Surabaya, dan Bali United.

Meski Malang Raya belum termasuk dalam coverage area Nielsen, Arema FC memiliki basis suporter yang kuat di beberapa kota besar Indonesia sehingga pertandingan yang melibatkan klub tersebut akan menjadi prioritas untuk ditayangkan di stasiun televisi tier pertama.

Akan tetapi, keluhan mengenai siaran langsung sepak bola nasional (khususnya untuk kompetisi Liga 1) diprediksi akan berkurang seiring dengan berjalannya proses digitalisasi penyiaran melalui terestrial.

Berikut ini manfaat tersembunyi dari digitalisasi penyiaran terestrial untuk sepak bola Indonesia:

Kualitas Audio dan Video Menjadi Lebih Jernih, Meski Hanya Menggunakan Antena UHF

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x