Hal ini disebabkan oleh komponen pengeluaran (terutama untuk pembelian hak siar) pertandingan sepak bola yang terbilang semakin mahal dari waktu ke waktu.
Dua grup media besar di Indonesia memiliki catatan nyaris tak pernah putus dalam menayangkan pertandingan sepak bola melalui platform FTA milik masing-masing perusahaan, karena mampu menghasilkan profit hingga mencapai triliunan rupiah per tahun.
Baca Juga: Hak Siar Liga Inggris Musim 2022-2025 Resmi Pindah Sepenuhnya ke Emtek
2. Blocking Time
Dalam beberapa kasus, stasiun TV FTA memperoleh hak siar pertandingan sepak bola melalui mekanisme blocking time, di mana sebagian atau seluruh dana ditanggung oleh pihak ketiga (client atau sponsor) bahkan sejak stasiun TV tersebut belum resmi memperoleh hak siarnya.
Ada dua skenario blocking time yang dapat dijalankan agar stasiun TV FTA memperoleh hak siar pertandingan sepak bola tanpa harus membuat perusahaan merugi secara signifikan.
Skenario pertama, client atau sponsor meminta stasiun TV FTA tertentu untuk mengambil hak siar pertandingan sepak bola tertentu, dan berkomitmen membayar penuh kepada stasiun TV FTA yang bersangkutan setelah hak siar berhasil didapat.
Skenario kedua, client atau sponsor terlebih dahulu memperoleh hak siar sebuah pertandingan sepak bola dari rights holder terlebih dahulu, kemudian membeli jam tayang pada stasiun TV FTA tertentu dengan persentase revenue sharing yang disepakati.
Baca Juga: Emtek Segera Umumkan Hak Siar Liga Inggris 2022-2025 Sore Ini, Jangan Sampai Kelewatan
3. Suntikan Dana Investor