4 Penyebab La Liga Tidak Tayang di TV Terestrial Indonesia dalam 3 Musim Terakhir, Simak Selengkapnya

- 31 Mei 2022, 08:49 WIB
4 Penyebab La Liga Tidak Tayang di TV Terestrial Indonesia dalam 3 Musim Terakhir, Simak Selengkapnya.
4 Penyebab La Liga Tidak Tayang di TV Terestrial Indonesia dalam 3 Musim Terakhir, Simak Selengkapnya. /LFP/

KABAR BESUKI - La Liga merupakan salah satu kompetisi sepak bola domestik paling megah di dunia, namun ironisnya dalam tiga musim terakhir justru tidak tayang di TV terestrial Indonesia.

Banyak pecinta sepak bola di tanah air mempertanyakan penyebab La Liga tidak tayang di TV terestrial Indonesia dalam tiga musim terakhir, setelah terakhir kali masih dapat disaksikan secara gratis menggunakan antena UHF pada musim 2018-2019.

Dalam tiga musim terakhir pula, kompetisi La Liga hanya dapat disaksikan oleh masyarakat Indonesia melalui layanan TV berbayar dan streaming di mana beIN Sports masih menjadi pemegang hak siarnya.

Kali ini, redaksi Kabar Besuki telah merangkum empat penyebab La Liga tidak tayang di TV terestrial Indonesia dalam tiga musim terakhir dari berbagai sumber.

Untuk itu, Anda pecinta La Liga harus menyimak artikel ini secara keseluruhan hingga usai agar mendapat penjelasan secara utuh mengenai empat penyebab La Liga tidak tayang di TV terestrial Indonesia dalam tiga musim terakhir.

Baca Juga: Jadwal Jornada 38 La Liga Live beIN Sports: Tonton Big Match Barcelona vs Villarreal

Berikut empat penyebab La Liga tidak tayang di TV terestrial Indonesia dalam tiga musim terakhir:

1. Dominasi Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid

Dominasi Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid di La Liga menjadi salah satu faktor penyebab La Liga tidak tayang di TV terestrial Indonesia dalam tiga musim terakhir.

Bahkan sepanjang periode 2016-2019, data Nielsen Media Research Indonesia bahwa rata-rata perolehan rating maupun share La Liga yang disiarkan oleh SCTV pada saat itu tak sebaik Premier League.

Pada periode tersebut pula, SCTV hanya mampu memperoleh rating dan share terbaiknya dalam menayangkan La Liga untuk partai bertajuk 'El Clasico' antara Barcelona vs Real Madrid.

Rekor tertinggi yang diraih SCTV sepanjang menayangkan La Liga untuk periode 2016-2019 dicapai saat menayangkan 'El Clasico' di paruh pertama musim 2017-2018, di mana pertandingan yang digelar pada Desember 2017 lalu ditayangkan pada pukul 19.00 WIB.

Sementara untuk pertandingan Atletico Madrid melawan salah satu di antara Barcelona atau Real Madrid dinilai tak terlalu menjual, sehingga SCTV tidak ingin mengambil risiko untuk menayangkannya secara live jika kick-off dilaksanakan di bawah pukul 23.30 WIB.

Baca Juga: Dini Putri Jelaskan Alasan MNC Group Hanya Tayangkan 39 Pertandingan Euro 2020 Melalui Stasiun TV Terestrial

2. Ketatnya Persaingan di Slot Prime Time

Meski La Liga disebut-sebut sebagai pilihan kedua bagi pecinta sepak bola kalangan Generasi Z setelah Premier League, hal tersebut tak lantas menjadikan stasiun TV terestrial Indonesia bersedia untuk menayangkannya.

Dalam tiga musim terakhir, La Liga tidak tayang di TV terestrial Indonesia seiring dengan ketatnya persaingan di slot prime time khususnya bagi stasiun TV penghuni top tier dalam peringkat Nielsen.

MNC Group yang sempat menyiarkan Premier League di platform terestrial (melalui RCTI dan MNCTV) berkat kerja sama dengan beIN Sports pada musim 2016-2019, justru lebih memilih untuk mengambil tawaran hak siar Serie A dari pemilik rights yang sama secara bundling dengan hak siar FA Cup.

Jika mengacu pada ketatnya persaingan antara RCTI melawan dua stasiun TV terestrial milik Emtek (SCTV dan Indosiar) di slot prime time, keputusan untuk mengambil sublisensi hak siar Serie A dinilai tepat.

Terlebih, mayoritas grande partita Serie A digelar pada tengah malam hingga dinihari waktu Indonesia, ditambah dengan kuatnya basis penggemar klub yang tergolong dalam kelompok Il Sette Magnifico antara lain AC Milan, Inter Milan, Juventus, AS Roma, Lazio, Fiorentina, dan Parma ditambah Napoli yang menjadi penantang dominasi ketujuh klub tersebut.

Selain itu, apabila RCTI memaksakan diri untuk mengambil La Liga justru menjadi kendala tersendiri dari sudut pandang programming, terlebih persaingan di slot prime time terbilang sangat ketat.

Sebab, RCTI harus menayangkannya secara tunda apabila Barcelona atau Real Madrid bertanding di slot prime time karena kuatnya dominasi kedua klub tersebut, kecuali untuk El Clasico yang masih dapat dikompromikan dengan memindahkan penayangannya ke MNCTV atau iNews.

Di sisi lain, iNews juga memiliki agenda untuk menayangkan pertandingan olahraga lainnya meski RCTI dapat memberikan jatah pertandingan di slot prime time kepada iNews.

Baca Juga: 4 Cara Stasiun TV FTA Memperoleh Dana untuk Mengambil Hak Siar Sepak Bola, Seperti Apa?

3. Kebijakan Pemberian Sublisensi dari beIN Sports

Meski beIN Sports dinilai cukup fair dalam memberikan sublisensi hak siar pertandingan sepak bola yang dimilikinya kepada TV terestrial Indonesia, beIN Sports disebut-sebut mematok kriteria tertentu mengenai hal tersebut.

Menurut sebuah sumber terpercaya yang tak ingin diketahui identitasnya, beIN Sports mengutamakan pemberian sublisensi hak siar kepada TV terestrial Indonesia yang berada dalam satu grup dengan operator TV berbayar mitra resmi beIN Sports.

Pada musim 2013-2019, Emtek sempat memperoleh sublisensi hak siar Premier League, La Liga, dan UEFA Club Competitions untuk terestrial dari beIN Sports karena ditunjang kerja sama antara Nexmedia dengan beIN Sports.

Sementara MNC Group baru memperoleh sublisensi konten dari beIN Sports untuk terestrial sejak musim 2015-2016 karena MNC Vision Networks baru menjalin kerja sama dengan saluran olahraga berbayar asal Qatar tersebut sejak saat itu pula.

Selain itu, muncul kabar bahwa beIN Sports tidak diperkenankan memberikan sublisensi hak siar La Liga dan kompetisi lainnya kepada stasiun TV terestrial di luar MNC Group sepanjang berlangsungnya kerja sama antara MNC Group dengan beIN Sports untuk menayangkan Serie A dan FA Cup melalui TV terestrial sepanjang musim 2019-2022.

Di sisi lain, TVRI yang sempat mencoba melobi beIN Sports untuk memperoleh sublisensi hak siar Serie A musim 2018-2019 mengaku kesulitan untuk mencapai kesepakatan kerja sama, sebagaimana yang berhasil dilakukan oleh MNC Group.

4. Hengkangnya Dua Megabintang

Hengkangnya dua megabintang sepak bola dunia yakni Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi memperkuat alasan La Liga tidak tayang di TV terestrial Indonesia dalam tiga musim terakhir.

Meski laga Real Madrid dan Barcelona di Liga Champions masih mampu berkontribusi terhadap perolehan share di jam tayangnya, kehadiran Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi justru menjadi daya jual tersendiri.

Sebab, kedua megabintang tersebut juga menjadi salah satu daya tarik pertandingan sepak bola mancanegara bagi orang yang awam terhadap sepak bola sekalipun.

Hal tersebut yang juga menjadi salah satu pertimbangan tvOne sempat mengambil hak siar La Liga pada musim 2009-2012, begitu pula dengan TRANSMEDIA pada musim 2012-2013.***

 

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah