Selain 'Pedasnya' Harga Cabai, Ini Komoditas yang Juga Picu Inflasi Maret 2021

1 April 2021, 14:21 WIB
Cabai /Ashari/ARAHKATA

KABAR BESUKI - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat komoditas cabai rawit dan bawang merah menjadi pemicu terjadinya inflasi rendah pada Maret 2021 sebesar 0,08 persen.

Perlu dipahami, Inflasi adalah naiknya harga-harga barang dan jasa di suatu negara dalam jangka waktu panjang atau berkelanjutan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara ketersediaan barang dan uang.

"Inflasi Maret disumbangkan oleh cabai rawit yang menyumbang andil 0,04 persen dan bawang merah 0,02 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, dilansir dari Antara, Jakarta, Kamis, 1 April 2021.

Baca Juga: Ilmuwan Mengungkapkan, Bentuk Bibir Bisa Menentukan Bagaimana Tentang Karakter Diri Anda

Ia menambahkan laju inflasi ini juga disumbang oleh daging ayam ras, bawang putih, ikan segar, ikan diawetkan, dan upah asisten rumah tangga yang masing-masing memberikan andil 0,01 persen.

Meski demikian terdapat komoditas yang mengalami penurunan harga dan menyumbang deflasi seperti mobil yang memberikan andil 0,03 persen, emas perhiasan dan cabai merah masing-masing 0,02 persen serta beras 0,01 persen.

Baca Juga: Harga Cabai Rawit dan Bawang Merah Disebut Pemicu Terjadinya Inflasi pada Maret 2021

Dari sisi kelompok pengeluaran, inflasi pada Maret 2021 masih dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang mengalami inflasi 0,40 persen dengan andil 0,10 persen.

Kelompok pengeluaran lainnya melandai dan tidak memberikan kontribusi karena kecilnya pengaruh terhadap inflasi seperti kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.

Tiga kelompok bahkan tercatat mengalami deflasi seperti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan, serta kelompok transportasi.

Dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS juga mencatat sebanyak 58 kota mengalami inflasi dan 32 kota menyumbang deflasi pada Maret 2021.

Inflasi tertinggi tercatat di Jayapura sebesar 1,07 persen dan inflasi terendah terjadi di Tangerang dan Banjarmasin masing-masing 0,01 persen.

Sedangkan, deflasi tertinggi terjadi di Baubau 0,99 persen dan deflasi terendah tercatat di Palopo 0,01 persen.

Baca Juga: Presiden Jokowi Siap Lepaskan Papua Barat? 'Free West Papua' [Cek Fakta]

Dengan inflasi ini, maka inflasi tahun kalender Januari-Maret 2021 tercatat sebesar 0,44 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 1,37 persen.

Dilansir dari laman accurate.id, berikut ini adalah hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi.

1. Demand atau meningkatnya permintaan

Inflasi yang terjadi akibat meningkatnya permintaan dari masyarakat.

Meningkatnya permintaan barang dan jasa tertentu adalah salah satu hal yang bisa menyebabkan terjadinya inflasi.

Baca Juga: Apa Itu Hipokampus? Kenali Lebih dalam Bagian Otak yang Berpengaruh pada Aktivitas

2. Meningkat biaya produksi

Disaat permintaan terhadap suatu barang sedang tinggi-tingginya tetapi bahan baku yang akan digunakan juga menjadi langka karena hal tersebut, makan terjadila inflasi dikarenakan meningkatnya biaya produksi.

3. Tingginya peredaran uang

Inflasi yang satu ini disebabkan oleh tingginya peredaran uang di masyarakat, sehingga menjadi lebih banyak dari yang dibutuhkan.

Hal ini bisa terjadi ketika jumlah barang di pasaran sedang tetap, tetapi uang yang beredar di masyarakat mencapai dua kali lipat.

Pergerakan inflasi saat ini hampir serupa dengan tahun lalu yang tercatat melandai jelang Ramadhan.

Baca Juga: Kembali Hadir, Bupati Banyuwangi Resmikan Gerai Pelayanan Publik Khusus Nelayan untuk Pengurusan Dokumen

Pada periode sama 2020, inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,76 persen, dengan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 2,96 persen.

Selain itu, angka inflasi terus melandai selama pandemi Covid-19. Bahkan beberapa bulan sempat mencetak deflasi.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler