Minyak Goreng Langka di Pasaran Indonesia, Rocky Gerung: Negara Nggak Mampu Memprediksi Logika Ekonomi

19 Februari 2022, 14:53 WIB
Minyak Goreng Langka di Pasaran Indonesia, Rocky Gerung: Negara Nggak Mampu Memprediksi Logika Ekonomi. /Ilustrasi/Portal Bandung Timur/Heriyanto

KABAR BESUKI - Akademisi Rocky Gerung turut menyoroti fenomena minyak goreng yang mulai langka di pasaran Indonesia.

Rocky Gerung menilai bahwa minyak goreng langka di pasaran Indonesia karena negara tidak mampu memprediksi logika ekonomi.

Rocky Gerung menilai bahwa negara melalui tangan pemerintah seolah tidak memahami adanya trade off dimana-mana, karena ulah segelintir orang yang mencari margin di balik isu minyak goreng yang sedang langka.

"Negara nggak mampu untuk memprediksi logika ekonomi sederhana, bahwa dimana-mana ada trade off. Karena orang akan cari margin dalam harga itu," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Sabtu, 19 Februari 2022.

Baca Juga: Faisal Basri Tuding Pemerintah Jadi Biang Keladi Minyak Goreng Langka, Ruhut Sitompul: Kelakuan Provokator

Hersubeno Arief kemudian menyodorkan informasi kepada Rocky Gerung mengenai ibu-ibu di Sibolga yang harus menempuh perjalanan hingga dua belas jam menuju Medan hanya untuk memperoleh minyak goreng.

Menanggapi hal tersebut, pria yang pernah mengajar di Universitas Indonesia (UI) itu mengungkapkan bahwa ada hutan sawit di sepanjang perjalanan dari Sibolga menuju Medan.

"Kita bayangkan itu jarak 350 km Sibolga-Medan itu, dan sangat mungkin ibu-ibu ini naik mobil sambil melintasi hutan sawit," ujarnya.

Rocky Gerung juga membenarkan hal serupa yang dialami masyarakat Rokan Hulu yang harus rela pergi ke Pekanbaru hanya demi memburu minyak goreng.

"Demikian juga hal yang sama bisa berlangsung di Rokan Hulu-Pekanbaru kira-kira segitu juga jalannya itu, dan itu melintasi hutan sawit," katanya.

Baca Juga: Rizal Ramli Kesal Menteri Jokowi Gak Bisa Kerja: Nurunin Harga Minyak Goreng Ndak Bisa, Menang Gaya Doang

Rocky Gerung melihat adanya sebuah ironi di balik fenomena minyak goreng yang mulai langka di pasaran Indonesia.

Pasalnya, Indonesia merupakan negara produsen sawit terbesar di dunia, namun tak mampu memproduksi minyak goreng untuk kebutuhan masyarakat luas.

Bahkan, filsuf kelahiran Manado itu mengungkapkan seolah-olah masyarakat harus memanjat pohon sawit hanya demi memperoleh minyak goreng, sebagaimana tikus yang mati di lumbung padi.

"Jadi bayangkan, Indonesia ini adalah produsen terbesar sawit tetapi minyaknya nggak ada. Ke mana? Kita mesti naik pohon sawit itu buat sekedar bikin gorengan untuk dijual. Ini seperti tikus mati di lumbung padi gitu kan?," ujar dia.

Baca Juga: Minyak Goreng Mulai Langka di Pasaran, Rizal Ramli Sebut Menteri Jokowi Tak Becus Kerja: Menang Gaya Doang

Rocky Gerung juga menyoroti pembatasan pengolahan sawit untuk produksi suplai bahan pangan (dalam hal ini minyak goreng) demi meningkatkan produksi bahan bakar biodiesel.

Menurutnya, kebijakan pemerintah untuk membatasi produksi minyak goreng diduga kuat karena memiliki nilai ekonomi tinggi.

Dia juga menilai bahwa pemerintah seolah hanya berpihak pada bisnis besar, yakni kelompok oligarki yang menguasai industri energi khususnya penyedia biodiesel.

"Sawit buat pangan itu dihentikan atau dikecilkan demi buat CPO atau diesel segala macem itu, yang nilai ekonominya tinggi. Pemerintah pro pada bisnis besar, pada oligarki yang mengendalikan sawit biodiesel, dan itu kebijakan pemerintah sebetulnya," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official

Tags

Terkini

Terpopuler