KABAR BESUKI - Emas berjangka naik lebih dari 2 persen pada Selasa malam (Rabu pagi WIB), pulih kuat dari level terendah sembilan bulan, berkat imbal hasil yang lebih rendah pada obligasi pemerintah AS dan nilai tukar dolar yang lebih rendah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Stock Exchange melonjak $ 38,9, atau 2,32 persen, menjadi ditutup pada $ 1.716,90 per ounce.
Sehari sebelumnya, pada Selasa (8/3/2021), emas berjangka turun US $ 20,5 atau 1,21 persen menjadi US $ 1.678,00.
Baca Juga: Cita Citata Akan Dipanggil Oleh KPK ke Persidangan Kasus Dana Bansos, Apa yang Terjadi?
Emas berjangka turun US $ 2,2 atau 0,13 persen menjadi US $ 1.698,50 per ounce pada Jumat (5/3/2021), setelah jatuh US $ 15,10 atau 0,88 persen menjadi 1.700,70 dolar AS pada Kamis (4/3/2021), dan turun 17,8 dolar AS atau 1,03 persen menjadi 1.715,80 dolar AS pada Rabu (3/3/2021).
"Saya tidak tahu apakah ini akhir dari tren naik hasil, apakah ini permulaannya. Pedagang emas dan perak telah menunggu ini dan menarik kembali ke pasar, juga mempertimbangkan oversold dan kelemahannya," kata Bob Haberkorn selaku ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun dari level tertinggi lebih dari setahun pekan lalu, sementara dolar juga turun.
Baca Juga: Ratu Elizabeth Akhirnya Buka Suara Terkait Wawancara Pangeran Harry dan Meghan Markle
Sementara emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap kemungkinan kenaikan inflasi karena stimulus ekonomi besar-besaran, kenaikan imbal hasil obligasi telah mempertanyakan status itu.