Bhakti Investama didirikan untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan yang sedang dilanda problem finansial, membenahinya, kemudian menjualnya kembali atau mempertahankannya.
Pasca Orde Baru tumbang, Bhakti Investama bergerak cepat melakukan banyak merger dan akuisisi, termasuk Bimantara Citra yang kemudian menjadi Global Mediacom sejak 2007.
Sejak saat itulah, Bhakti Investama memulai debutnya dalam bisnis media karena Bimantara Citra merupakan induk usaha MNC Media yang menaungi RCTI, GTV, MNC Vision, MNC Trijaya FM, dan lain-lain.
Saat ini, MNC Media menjadi penguasa terbesar audience share stasiun TV free to air dengan range angka 40-50 persen dari seluruh pemain yang ada berdasarkan data Nielsen Media Research.
MNC Vision Networks juga merupakan pemimpin pasar TV berbayar satelit melalui dua platform mereka yakni MNC Vision dan K-Vision yang telah mengumpulkan lebih dari 8 juta pelanggan hingga 2021.
MNC Media juga tengah mengembangkan bisnis di platform over the top (OTT) milik mereka yakni RCTI+ dan Vision+ yang pertumbuhannya juga terbilang pesat.
MNC Media juga memiliki MNC Studios International sebagai sub-holding yang menaungi beberapa unit usaha penunjang bisnis media mereka seperti rumah produksi, talent management, label rekaman, dan lain-lain termasuk juga manajemen esports.
Di luar bisnis media dan hiburan, MNC Group juga memiliki berbagai unit usaha mentereng lainnya seperti perhotelan, perbankan, jasa sekuritas, hingga aplikasi pembayaran digital.
Saat ini, Hary Tanoesoedibjo tercatat pada urutan ke-33 orang terkaya di Indonesia berdasarkan peringkat terbaru Forbes.