Selain O Channel yang Akan Rebranding Jadi MOJI, 3 Stasiun TV Ini Ganti Nama Saat Pegang Hak siar Liga Inggris

3 Agustus 2022, 06:30 WIB
Selain O Channel yang Akan Rebranding Jadi MOJI, 3 Stasiun TV Ini Ganti Nama Saat Pegang Hak siar Liga Inggris. /Ilustrasi/PIXABAY/afra32

KABAR BESUKI - Salah satu stasiun TV free to air milik Emtek yakni O Channel akan segera rebranding atau berganti nama menjadi MOJI dalam beberapa waktu ke depan.

O Channel akan segera rebranding menjadi MOJI untuk memperkuat posisinya di antara sekian banyak stasiun TV khususnya pasca pemerintah Indonesia memberlakukan analog switch off (ASO) yang rencananya berlaku pada 2 November 2022 mendatang.

Selain O Channel yang akan rebranding menjadi MOJI, ada tiga stasiun TV di Indonesia yang diketahui berganti nama saat mereka memegang hak siar Liga Inggris pada masanya masing-masing.

Baca Juga: Bagaimana Posisi Emtek dalam Peta Persaingan Industri TV Indonesia Pasca O Channel Rebranding Jadi MOJI?

Berikut tiga stasiun TV di Indonesia yang berganti nama saat memegang hak siar Liga Inggris selain O Channel yang akan segera rebranding menjadi MOJI, antara lain:

1. Trans7 (15 Desember 2006)

Trans7 diluncurkan untuk menggantikan nama TV7 pada malam puncak ulang tahun TRANSMEDIA ke-5 dengan tema 'Penta5 Trans TV' tepat 15 Desember 2006 silam.

Pergantian nama atau rebranding TV7 menjadi Trans7 merupakan tindak lanjut pasca TRANSMEDIA mengakuisisi 55 persen saham PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh dari Kompas Gramedia selaku pemilik lama.

Kantor TV7 yang kini bernama Trans7 pun dipindahkan dari yang semula bermarkas di Gedung Dharmala Sakti yang bertempat di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat ke Gedung TRANSMEDIA di Jalan Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan.

Tak hanya head office, studio untuk produksi beberapa program termasuk olahraga yang semula dipusatkan di Cawang, Jakarta Timur dipindahkan ke Gedung TRANSMEDIA.

Menariknya, pergantian nama TV7 menjadi Trans7 ketika stasiun TV tersebut sedang memegang hak siar Liga Inggris musim 2006-2007 melalui kerja sama dengan ESPN Star Sports atau Fox Sports Asia yang telah ditutup operasionalnya sejak 1 Oktober 2021 lalu.

Namun ironisnya, Trans7 justru tak lagi melanjutkan hak siar Liga Inggris sejak musim 2007-2008 karena harga yang dianggap terlalu mahal dan pendapatan yang dinilai tidak mencukupi untuk memperpanjang kontraknya.

Terlebih ketika Trans7 baru bergabung dalam keluarga besar TRANSMEDIA, Chairul Tanjung menginstruksikan agar CT Corp maupun TRANSMEDIA tak memberikan subsidi belanja modal kepada Trans7 dan stasiun TV tersebut harus mampu menghidupi dirinya sendiri melalui revenue yang dihasilkan dari iklan.

Meski sempat menayangkan Liga Italia pada musim 2007-2009, program olahraga di Trans7 cenderung mengalami pembatasan porsi sejak bergabung dengan TRANSMEDIA dan cenderung hanya mengandalkan MotoGP setidaknya hingga 2026 mendatang.

Baca Juga: 7 Killer Content O Channel yang Akan Segera Rebranding Jadi MOJI, Ada Liga Inggris Hingga Inkigayo

2. tvOne (14 Februari 2008)

tvOne yang sebelumnya bernama Lativi melakukan rebranding pada 14 Februari 2008 silam.

Saat resmi mengudara pada Juli 2002 hingga awal 2008, Lativi mengedepankan program hiburan sebagai menu utama.

Awalnya Lativi sempat menyasar segmen pemirsa kelas menengah ke atas seperti halnya RCTI, namun karena tak berhasil akhirnya stasiun TV tersebut memutar haluan untuk membidik segmen pemirsa kelas menengah ke bawah dengan mengedepankan program bernuansa mistik, horor, dan supranatural serta beberapa konten bernuansa komedi.

Perubahan strategi tersebut tak serta merta membuat keuangan Lativi membaik meski stasiun TV yang dulunya dimiliki oleh Abdul Latief tersebut memiliki sejumlah program yang fenomenal, bahkan menuai kontroversi kala menayangkan rangkaian program WWE (RAW, Smackdown, dan lain-lain) pada tahun 2006.

Keuangan Lativi yang memburuk membuat Bakrie Group mengambil alih sahamnya secara bertahap sejak 2006 hingga menguasai sepenuhnya pada tahun 2008.

Pasca Lativi dikuasai sepenuhnya oleh Bakrie Group, stasiun TV tersebut kemudian berganti nama menjadi tvOne tepat di tanggal 14 Februari 2008 dengan mengusung konsep news, sports, dan selected entertainment.

Bakrie Group kemudian mengkonsolidasikan tvOne dengan ANTV dalam sebuah media holding company bernama PT Visi Media Asia (VIVA Group).

Seperti halnya Trans7, Lativi berganti nama menjadi tvOne ketika stasiun TV tersebut memegang hak siar Liga Inggris musim 2007-2008.

Baca Juga: O Channel Dikabarkan Segera Rebranding Jadi MOJI, Muncul Spoiler Berulang Kali di Indosiar yang Bikin Heboh

3. MNCTV (20 Oktober 2010)

MNCTV yang semula bernama TPI melakukan rebranding dalam sebuah acara bertajuk '20.10.2010' yang digelar pada 20 Oktober 2010 silam.

TPI yang semula dimiliki oleh Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut diakuisisi oleh PT Berkah Karya Bersama secara bertahap pada tahun 2003 hingga 2005, kemudian saham milik perusahaan tersebut dialihkan kepada MNC Media dan disahkan secara hukum pada tahun 2006.

Meski terjadi sengkarut dalam pengambilalihan TPI oleh MNC Media, stasiun TV tersebut berganti nama menjadi MNCTV pada 20 Oktober 2010 berdasarkan rekomendasi dari Markplus Inc. selaku konsultan pemasaran yang ditunjuk oleh MNC Group.

Pergantian nama TPI menjadi MNCTV dilandasi faktor komersial demi meningkatkan revenue dari iklan, mengingat capaian audience share sepanjang 2009 yang masuk dalam jajaran empat besar stasiun TV nasional tidak berkontribusi banyak terhadap pundi-pundi uang yang masuk ke kas stasiun TV tersebut.

Di sisi lain, MNC Group ingin mengubah citra TPI yang semula dianggap 'kampungan' menjadi lebih 'elegan', meski tetap menyasar pemirsa kelas menengah ke bawah dan anak untuk membedakan positioning dengan RCTI dan GTV.

Karena MNCTV menyasar kelas menengah ke bawah, tidak banyak perubahan terhadap susunan program yang disajikan namun porsi program anak dan olahraga cenderung meningkat pasca rebranding.

Setali tiga uang dengan Trans7 dan tvOne, TPI berganti nama menjadi MNCTV ketika stasiun TV tersebut menjadi pemegang hak siar Liga Inggris musim 2010-2011 bersama GTV.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler