Mengenal Istilah Rating dan Share di Dunia Pertelevisian, Jangan Sampai Anda Salah Paham

- 23 Februari 2021, 18:13 WIB
 Ilustrasi Televisi
Ilustrasi Televisi /. /PIXABAY

KABAR BESUKI – Bicara mengenai rating, pasti Anda berpikir bahwa kata tersebut sangat identik dengan dunia pertelevisian, yang mengukur seberapa bagus performa suatu program di stasiun televisi.

Selain rating, ada pula istilah share dan keduanya sangat berkaitan erat. Akan tetapi, kebanyakan orang seringkali salah dalam menafsirkannya.

Agar Anda tidak salah dalam memahami kedua istilah tersebut, sebaiknya Anda perlu membaca artikel ini hingga selesai.

Baca Juga: Ini Dia, Efek Samping Salah Satu Vaksin Covid-19 yang Perlu Anda Ketahui!

Rating merupakan estimasi pemirsa suatu program dari seluruh pemilik televisi (total responden) pada wilayah tertentu. Perbandingan seluruh pemilik televisi dengan pemirsa yang menyaksikan program tertentu dihitung dalam satuan persen.

Dengan kata lain, rating dapat diartikan sebagai rata-rata pemirsa suatu program televisi dari total populasi televisi di suatu wilayah (cluster).

Secara umum, rumus perhitungan rating pada suatu program televisi adalah sebagai berikut:

Rating = (Jumlah penonton program A × 100 persen) ÷ Populasi TV

Contohnya ketika 1 dari 10 orang (disebut juga dengan panel) menonton suatu program, maka rating dari program tersebut adalah 10 persen.

Sedangkan share merupakan persentase jumlah pemirsa suatu program atau saluran televisi dari target audiens tertentu terhadap total pemirsa di seluruh saluran televisi pada waktu yang bersamaan.

Adapun rumus perhitungan share dari kepemirsaan suatu program atau stasiun televisi adalah sebagai berikut:

Share = (Jumlah Penonton Program/Stasiun TV ÷ Jumlah Penonton Seluruh Stasiun TV) × 100 persen

Baca Juga: Mengejutkan! Ternyata Begini Bahaya Mengisi Ulang Botol Plastik, Salah Satunya Menyebabkan PCOS pada Wanita

Perhitungan share menjadi sangat krusial di setiap slot tayang, karena hal tersebut dapat mempengaruhi peringkat stasiun televisi dalam periode tertentu (harian, bulanan, kuartal, hingga tahunan).

Konsekuensinya, setiap stasiun televisi harus bekerja ekstra keras untuk menyusun formasi program berdasarkan slot tayang yang tepat. Umumnya, stasiun televisi general entertainment akan memilih program berdasarkan target audiens terbanyak di tiap slotnya.

Dengan kata lain, setiap slot tayang sesungguhnya merupakan “prime time” untuk target audiens yang berbeda-beda.

Di Indonesia dan beberapa negara lainnya di dunia, pengukuran data kepemirsaan stasiun televisi dilakukan oleh Nielsen Media Research (NMR) dan telah dipercaya oleh banyak stakeholder seperti perusahaan periklanan, rumah produksi, hingga stasiun televisi itu sendiri.

Dalam menjalankan tugasnya, NMR mengacu pada pedoman yang bernama “Guidelines for TV Audience Measurement (GGTAM)” yang berlaku secara global.

Baca Juga: Waspadai Memutar Punggung Hingga Berbunyai ‘Krek’ Karena dapat Menyebabkan Gangguan Ini hingga Komplikasi

Ada tujuh prosedur yang harus dilalui oleh NMR dalam pengukuran data kepemirsaan televisi di suatu negara sebagai berikut:

  1. TV Establishment Survey
  2. Pemilihan Panel
  3. Metering Equipment(TVM-5): pemasangan di rumah tangga panel
  4. Pengumpulan Data (On-line Polling)
  5. The Production(Pollux System)
  6. TV Monitoring
  7. Pengiriman Data (via Arianna)

Pergerakan rating dan share banyak dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti durasi program, program kompetitor pada waktu yang bersamaan, kualitas sinyal, penjadwalan, momen-momen insidentil (seperti big match sepakbola), dan lain-lain.

Rating dan share sesungguhnya tidaklah mencerminkan kualitas program sepeserpun, melainkan hanya semacam menunjukkan traffic terhadap performa program selama ditayangkan.

Suatu program juga dapat terbaca oleh alat bernama peoplemeter jika panel yang dipilih oleh Nielsen menyaksikan tayangan tersebut menggunakan antena UHF atau perangkat yang sesuai dengan spesifikasi alat yang dipasang di rumah panel yang bersangkutan.

Untuk kasus di Indonesia, peoplemeter yang terpasang pada panel utama Nielsen di 11 kota besar hanya mampu mendeteksi kepemirsaan suatu program jika program tersebut disaksikan dengan menggunakan frekuensi UHF (antena biasa).

Sedangkan untuk pengukuran kepemirsaan melalui televisi berbayar, Nielsen melakukan pengukuran dan pemilihan panel secara terpisah dari panel utama.

Baca Juga: Musik Video KPOP Ini Sangat Populer tapi Ternyata Dilarang dari Jaringan Penyiaran, Kenapa ya?

Kebijakan tersebut diambil dengan mempertimbangkan beberapa faktor, terutama jika program yang ditayangkan oleh stasiun televisi terestrial memiliki keterbatasan hak siar sehingga tidak dapat didistribusikan melalui layanan televisi berbayar.

Television measurement yang dilakukan oleh Nielsen juga tidak mencakup pengukuran melalui digital platform atau streaming, sehingga program televisi yang memiliki banyak viewers di layanan over the top (OTT) tidak akan terekam oleh Nielsen.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Berbagai Sumber Nielsen Media Research


Tags

Terkini