Kabar Duka, Penulis Kelahiran Banyuwangi Teguh Esha ‘Ali Topan Anak Jalanan’ Meninggal Dunia

- 17 Mei 2021, 16:20 WIB
Foto kolase Teguh Esha bersama personil band God Bless Rocks/Instagram.com/@godblessrocks
Foto kolase Teguh Esha bersama personil band God Bless Rocks/Instagram.com/@godblessrocks /

KABAR BESUKI – Seorang wartawan dan penulis yang terkenal atas karyanya bertajuk ‘Ali Topan Anak Jalanan’ yakni Teguh Slamet Hidayat Adrai atau lebih dikenal dengan nama Teguh Esha telah menghembuskan napas terakhirnya pada Senin, 17 Mei 2021.

"Telah berpulang ke Rakhmatullah sahabat kita, wartawan yang juga sastrawan, Teguh Esha 'Ali Topan Anak Jalanan', Senin, 17 Mei 2021 pukul 07.23 WIB di RS Dr Suyoto, Bintaro. Pemakaman siang ini dengan protokol kesehatan. Mari kita panjatkan doa bersama mengiringi kepergiaanya. Semoga almarhum Husnul Khotimah. Alfatihah," ujar Humas Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), Evry Joe, yang dikutip Kabar Besuki dari Antara.

Selain itu, kabar duka juga disampaikan oleh grup rock God Bless lewat akun resmi Instagram @godblessrocks. Grup musik yang didirikan oleh Ahmad Albar, Jockie Soerjoprajogo, Fuad Hassan, Donny Fattah, dan Ludwig Lemans itu mengenang Teguh sebagai jurnalis, sastrawan dan sutradara layar lebar.

Baca Juga: Israel Hadapi 2 Perang Sekaligus tak Hanya Melawan Palestina Tetapi Juga Perang Saudara di Kota Lod

Diketahui dari akun Instagramnya, God Bless pernah bekerja sama dengan Teguh pada 2016 saat penggarapan album "Cermin 7" di mana dua lagu dalam album itu yakni "Damai" dan "Bukan Mimpi Bukan Ilusi" ditulis oleh Teguh.

"Semoga almarhum beristirahat dengan damai dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan. Selamat jalan sahabat," ujar God Bless di akun Instagramnya tersebut.

Teguh Esha lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, 8 Mei 1947, merupakan penulis novel "Ali Topan Anak Jalanan" yang pernah difilmkan pada tahun 1977 dengan judul sama. Film ini disutradarai oleh Teguh sendiri.

Baca Juga: Melly Goeslaw Geram Video TikTok Hina Palestina dan Israel Beredar, Melly: Cara Seperti Ini Tidak Baik

Sebelum terjun ke dunia sastra dan film, Teguh juga merupakan seorang wartawan. Ketika berkuliah di Fakultas Publisistik Universitas Prof Dr Moestopo Jakarta, ia bertemu dengan Deddy Armand, redaktur majalah Stop.

Deddy memintanya menulis apa saja di majalahnya. Hal ini memacunya untuk menulis banyak cerita bersambung.

Cerita bersambung pertamanya adalah "Ali Topan Anak Jalanan" yang  telah melegenda, mulai terbit di majalah itu pada 14 Februari 1972.

Baca Juga: Kekerasan Israel dengan Palestina Menarik Perhatian Beberapa Negara, AS Upayakan Gencatan Senjata

Kebesaran nama Teguh Esha tak lepas dari salah seorang mentor dalam karier kepenulisannya yaitu Asbari Nurpatria Krisna sehingga gaya kepenulisannya bergaya sastra-jurnalistik, yang mengubah fakta menjadi fiksi.

Pada saat itu, Asbari menyarankannya untuk menjadi wartawan terlebih dahulu, baru kemudian menjadi sastrawan untuk memperkaya karakter tokoh dalam novelnya.

Meskipun menjadi sastrawan ia tempatkan sebagai kerja sampingan, tetapi ia mampu menulis cukup produktif. Satu novel dapat ia selesaikan dalam waktu dua bulan.

Baca Juga: Foto Presiden Jokowi Viral di Medsos Santap Sate Babi, Apa Benar? [Fakta atau Hoax]

Ia juga menerbitkan majalah Sonata dan menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi (1971-1973). Kemudian ia menerbitkan majalah Le Laki, menjabat sebagai pemimpin redaksi (1974-1977). Di majalah inilah ia menulis cerita bersambung "Dewi Besser".

Tahun 1977, ia kembali mengangkat cerita "Ali Topan Anak Jalanan" ke dalam sebuah novel, yang diterbitkan oleh penerbit Cypress, yang kemudian banyak diminati oleh pembaca. Dalam jangka waktu enam bulan, novel itu telah dicetak empat kali.

Popularitas Teguh Esha semakin terdongkrak oleh munculnya film "Ali Topan Anak Jalanan" (1977) dengan bintang utama Junaedi Salat dan Yati Octavia. ***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

x