Penulis Skenario Andi Atthira Tanggapi Kritik Mahfud MD terhadap Sinetron Ikatan Cinta

- 17 Juli 2021, 18:45 WIB
Penulis Skenario Andi Atthira Tanggapi Kritik Mahfud MD terhadap Sinetron Ikatan Cinta
Penulis Skenario Andi Atthira Tanggapi Kritik Mahfud MD terhadap Sinetron Ikatan Cinta /Andi Atthira/Tangkap Layar Facebook.com/Andi Atthira

"Kalau backgroundnya orang media seperti saya, mungkin masih paham banyak hal, klo kurang paham tinggal telpon narasumber yang ahli di bidangnya," kata dia.

Baca Juga: Rocky Gerung Tanggapi Mahfud MD yang Asyik Nonton Ikatan Cinta di Masa PPKM Darurat: Sebetulnya Mau Curhat

Andi Atthira mengatakan, banyak penulis skenario di Indonesia yang mengalami kendala ketika diharuskan untuk menulis adegan terkait masalah hukum dan kedokteran.

Dia kemudian menceritakan pengalamannya ketika harus menulis skenario film mengenai jenis penyakit tertentu.

"Nah kalau backgroundnya bukan dari media pasti sering mentok ketika berhadapan dengan masalah hukum dan kedokteran. Saya pernah menulis film tentang penyakit Lupus dan Auto Imun, itu susahnya minta ampun, istilah istilahnya, treatmennya, jenis obatnya, gejalanya, efek ke tubuh penyitas tahap demi tahap, psikologis pasien dan keluarganya, dan lain lain," ucapnya.

Andi Atthira mengungkapkan, dirinya membutuhkan waktu selama kurang lebih enam bulan untuk memperoleh referensi mengenai jenis penyakit yang akan ditulis dalam naskah adegan film tersebut, meski inti dari cerita tidak berfokus pada dunia kedokterannya.

"Butuh waktu enam bulan saya bergelut membaca dan mencari referensi. Padahal cerita tidak berfokus pada dunia kedokterannya tapi tetap saja harus paham agar tidak salah dialog atau treatment adegan," katanya.

Baca Juga: Komika Uus Sebut Sinetron Ikatan Cinta Membuat Ibu-ibu Survive dari Pandemi dan Naikan Imunitas Tubuh

Hal berbeda terjadi dalam penulisan naskah sinetron. Sistem stripping yang berlaku saat ini memaksa penulis skenario untuk menulis naskah adegan demi adegan secepat mungkin dengan deadline yang sangat singkat meski harus mengorbankan kualitas saat ditayangkan di televisi.

"Nah lain cerita kalau sudah sinetron, kadang kejar tayang membuat penulis tidak sanggup lagi mencari referensi, apalagi tim kreatif juga kadang tidak sempat lagi memeriksa naskah sampe sedetil Prof (Mahfud) MD, atau bisa jadi pemahamannya soal hukum kurang juga," ujar pria yang pernah bekerja sebagai jurnalis di sebuah media massa nasional ternama.

Halaman:

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: Facebook Andi Atthira


Tags

Terkini

x