Mengenal Dekat Ine Febriyanti Aktris Senior Rupawan dan Bertalenta

- 6 April 2022, 17:07 WIB
Ine Febriyanti Aktris dengan segudang prestasi/tangkapan layar instagram @bumimnusiavibes
Ine Febriyanti Aktris dengan segudang prestasi/tangkapan layar instagram @bumimnusiavibes /

KABAR BESUKI – Nama aktris Ine Febriyanti kembali menjadi perbincangan warganet setelah video lama yang memperlihatkan kebersamaannya dengan mendiang Galang Rambu Anarki viral di TikTok.

Bagi penggemar film Bumi Manusia pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Ine Febriyanti. Dalam film tersebut Ine Febriyanti berperan sebagai Nyai Ontosoroh.

Karakter Nyai Ontosoroh memiliki penggemarnya sendiri setelah film Bumi Manusia ditayangkan. Begitupun dengan pembaca novelnya pasti juga akan mengagumi sosok sang Nyai tersebut.

Ine Febriyanti memiliki nama lengkap Sha Ine Febriyanti merupakan seorang aktris, pemain teater, dan sutradara. Ine Febriyanti lahir di Semarang, 18 Februari 1976.

Ia mengawali kariernya di dunia model setelah terpilih menjadi Cover Girl Majalah Mode pada tahun 1992, kemudian merambah dunia seni peran dengan membintangi sinetron Darah Biru bersama artis senior Sophan Sophian.

Ia diajak bermain dalam telesinema Siluet di bawah arahan sutradara Aria Kusumadewa, Karena menyukai akting Ine, Aria pun kembali mengajak Ine berperan di sinetron Dewi Selebriti.

Baca Juga: HYBE Bantah Tuduhan yang Diberikan ke Kim Garam LE SSERAFIM: Itu Semua Tidak Benar

Tak hanya sinetron, Aria juga mengajak Ine untuk bermain di film independen garapannya yang berjudul Beth dan Ine memerankan karakter utama Beth. Film tersebut rilis di tahun 2002.

Film ini sekaligus menjadi debut Ine di layar lebar. Di film ini, Ine berakting bersama artis Lola Amaria, Nurul Arifin, Bucek Deep, dan El Manik.

Ine juga pernah terlibat dalam penggarapan lakon drama Miss Julie besutan dramawan asal Swedia Johan August Strindberg. Drama ini dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki bersama Teater Lembaga Institut Kesenian Jakarta pada September 1999.

Nano Riantiamo, sutradara Teater Koma pun menggaet Ine bermain dalam lakon Opera Primadona di Teater Tanah Airku di tahun 2000. Ternyata, akting Ine sebagai Miss Kejora dalam pementasan itu berhasil memikat salah seorang pejabat dari Japan Foundation.

Ine dan 7 rekan teaternya pun akhirnya dilibatkan sebuah pementasan kolaborasi teater di Jepang bertajuk The Whale on The South Sea. Pertunjukan ini dihelatkan sebanyak dua puluh tiga kali di Tokyo dan empat kali di Okinawa.

Pada tahun 2001, Ine menyutradari film pendek bertajuk Cinderella. Ini adalah langkah pertamanya menggeluti profesi baru sebagai sutradara.

Sempat vakum selama dua tahun setelah melahirkan, Ine kembali lagi dalam pementasan teater berjudul 'Kentut' di Gede Institut pada tahun 2006.

Baca Juga: Bridgerton Terus Memecahkan Rekor Netflix Selang Beberapa Hari Season 2 Dirilis

Pada Hari Pahlawan, 10 November 2006, ikut menjadi MC peluncuran Jugun Ianfu Indonesia, "korban perbudakan seks seratus tahun penjajahan Jepang".

Ine Febrianti juga terlibat Pentas Teater "Nyai Ontosoroh", adaptasi Novel "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer oleh penulis Naskah Faiza Mardzoeki, dengan sutradara Ken Zuraida.

Ia juga menyutradarai sebuah dokumenter bertajuk Rumah Katulistiwa. Pada tahun 2010, Ine tampil di panggung teater membawakan monolog Surti dan Tiga Sawunggaling karya Goenawan Mohamad. Masih di tahun yang sama, Ine menyutradarai film layar lebar pertamanya bertajuk ‘Tuhan’ Pada Jam 10 Malam.

Setahun kemudian, Ine terlibat dalam pembuatan salah satu dari empat film omnibus bertema Kita Vs Korupsi bertajuk Selamat Siang. Risa! film-film ini digunakan sebagai kampanye melawan tindak korupsi yang melibatkan KPK, organisasi Transparency International Indonesia, Management Systems International, USAID, dan Cangkir Kopi.

Masih di tahun yang sama Ine bergabung dengan teater Garasi dalam dalam repertoar Gandamayu. Kemudian dirinya memperoleh beasiswa Asian Film Academy di Busan, Korea Selatan.

Saat usianya 37 tahun, ibu tiga anak ini berkolaborasi bersama sutradara asal Perancis David Bobbee mementaskan lakon Warm, sebuah monolog dengan intensitas cahaya yang menyebabkan suhu panggung mencapai 62 derajat Celsius.

Lalu, di tahun berikutnya Ine kembali berkolaborasi bersama David Bobbee dan IFI dalam Repertoar Drop yang dibawakan keliling Perancis dan beberapa kota di Jawa.

Baca Juga: Kim Garam LE SSERAFIM Dituduh Lakukan Penindasan di Sekolah, Netizen Bongkar Ini

Setelah lama tak tampil di layar lebar, Ine memperoleh tawaran peran dari Djenar Maesa Ayu sebagai Nay dalam film monolog bertajuk sama pada tahun 2015.

Lewat aktingnya ini, Ine masuk ke jajaran nominator Nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik Usmar Ismail Award 2016 dan Nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik Festival Film Indonesia 2016. Ia juga didapuk sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik Indonesian Movie Actors (IMA) Awards 2016 dan Pemeran Utama Wanita Terpuji Festival Film Bandung 2016.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: berbagai sumber


Tags

Terkait

Terkini