KABAR BESUKI - Vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dan sedang berlangsung. Vaksinasi merupakan salah satu langkah dari pemerintah untuk menangani pandemi Covid agar sesegera mungkin selesai.
Penyuntikan dosis vaksin ini akan diberikan kepada seluruh warga di Indonesia secara bertahap. Namun terdapat prosedur yang tetap harus dilaksanakan bahkan setelah mendapat vaksin.
Dr. Vito Anggarino Damay selaku Pakar Kesehatan dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan JDN (Junior Doctor Network) Indonesia, menghimbau kepada seluruh masyarakat yang telah menjalani proses vaksinasi tetap harus melakukan protokol kesehatan dan mengantisipasi adanya kontak dengan orang yang positif Covid-19.
Baca Juga: Cek Sekarang! Harga Emas Mulai Naik Selasa, 23 Februari 2021 di Pegadaian Emas Antam dan UBS
"Orang yang divaksinasi masih ada risiko menyebarkan virus," ujar Vito sebagaimana dikutip oleh Kabar Besuki dari Antara.
Jikalau seseorang berkontakan secara langsung terhadap orang yang positif, harus melakukan prosedur yang sama seperti saat sebelum melakukan vaksinasi, yaitu tes PCR atau antigen swab.
"(Prosedur setelah tes) saat ini masih sama, tapi tentunya setelah menerima vaksinasi diharapkan setidaknya tidak perlu (masuk) ICU atau tidak perlu rawat inap, cukup isolasi mandiri saja," kata Vito.
Baca Juga: Saingi Lisa Blackpink, Momo Twice Tunjukkan Bakat Dance Melalui Video Performance Project di YouTube
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat sebelumnya memberikan panduan bahwa seseorang yang telah melakukan vaksinasi Covid-19, tidak perlu melakukan isolasi mandiri jika terpapar dengan orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Namun menurut mereka, seseorang yang telah disuntik vaksin masih tetap harus memperhatikan tanda-tanda gejala Covid-19 selama 2 minggu atau 14 hari apabila terpapar. Jika dirasa terdapat gejala, harus dievaluasi dan melakukan tes Covid-19 lagi.
Dr. Vito juga menyarankan beberapa tips atau anjuran sebelum melakukan proses vaksinasi Covid-19. Tujuannya adalah agar tubuh dalam kondisi yang baik sebelum disuntik vaksin.
Vito menyarankan beberapa anjuran yaitu salah satunya adalah tidak begadang. Menurutnya dengan begadang sebelum esoknya divaksin, akan mengakibatkan kondisi tubuh tidak fit.
"Kalau begadang, terlalu lelah, maka besoknya tiba-tiba demam, tidak bisa divaksin juga," kata Vito.
Vito juga menambahkan pada saat hari vaksinasi, jangan merokok, minum kopi, atau konsumsi yang menstimulasi organ tertentu misalnya suplemen dan obat batuk pilek yang mungkin saja mengandung efedrin.
Saat datang ke lokasi, tidak perlu lari dan terburu-buru. Minimal selama 30 menit tubuh harus dalam kondisi tenang karena tekanan darah nantinya akan diperiksa.
Saat posisi duduk, usahakan kedua telapak kaki menyentuh lantai. Jawab semua pertanyaan yang diberikan oleh petugas tentang kesehatan diri dengan jujur sesuai dengan kondisi sebenarnya.
"Anda tidak perlu takut batal divaksin karena tidak bisa menjawab salah satu pertanyaan. Ini screening menjamin kita semua berusaha seaman mungkin. Efek samping mungkin muncul, tetapi ini risiko yang Anda ambil kalau mau divaksin. Tentu saja, Anda tahu vaksin ini aman," kata Vito.
Jikalau batal divaksin, tidak perlu khawatir karena akan tiba waktu berikutnya dan pasti akan mendapatkan vaksin.
Setelah divaksin, akan diobservasi apakah ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Jangan terlalu gelisah karena rasa sakit saat disuntik bisa ditoleransi atau diterima.
Jangan lupa membawa pulang kartu atau bukti tanda vaksinasi pertama, dan bawa kembali kartu saat vaksinasi kedua.
Terakhir, Vito menyarankan untuk meluangkan waktu khusus untuk vaksinasi dan beberapa jam setelahnya.
Jangan mengisi hari tersebut dengan jadwal yang padat. Terkadang ada efek samping lapar dan mengantuk setelah pemberian vaksin.***