Sering Memendam Perasaan Berdampak Buruk Terhadap Kesehatan Hingga Memicu Kematian, Ini Faktanya

10 April 2021, 12:58 WIB
Ilustrasi sedih memendam perasaan /Aini//pexels/akun @pixabay

KABAR BESUKI - Memendam perasaan sering digunakan sebagai salah satu upaya untuk menghindari konflik. Faktanya, perilaku ini malah berpotensi merusak hubungan dengan orang lain, bahkan meningkatkan risiko kematian dini.

Memendam perasaan juga bisa merusak hubungan dengan orang lain

Setiap manusia tentunya memiliki perasaan. Namun, beberapa orang terkadang memilih untuk memendam perasaan mereka karena alasan tertentu.

Baca Juga: Mulut Ember, 5 Zodiak Ini Dikenal Tidak Bisa Menyimpan Rahasia dan Sulit Dipercaya

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 10 April 2021: Riki Balas Dendam Atas Kekesalannya Karena Dibohongi oleh Elsa

Baca Juga: Perpanjangan SIM Bisa dari Rumah Pakai Aplikasi Sinar, Ini Caranya!

Apabila Anda termasuk salah satu orang yang mempunyai kebiasaan ini, coba hilangkan mulai dari sekarang.

Memendam perasaan tak hanya memberi dampak buruk bagi kesehatan mental, melainkan juga fisik.

Jika tidak segera dihilangkan, kebiasaan buruk ini berpotensi meningkatkan risiko kematian dini.

Melansir dari SehatQ, sejumlah faktor dapat menjadi penyebab seseorang memendam perasaan. Beberapa faktor yang turut berperan, antara lain:

1. Tidak ingin terlihat lemah di mata orang lain

Terkadang, Anda memilih untuk memendam perasaan karena tidak ingin terlihat lemah di mata orang lain. Sikap ini seringkali ditunjukkan saat berada di lingkungan kerja atau tempat-tempat yang menuntut Anda terlihat kuat.

Saat menunjukkan emosi yang sesungguhnya, muncul kekhawatiran terhadap penilaian rekan kerja yang akan menganggap Anda tidak dapat mengelola perasaan dengan baik.

Hal tersebut kemudian membuat Anda memilih untuk memendam dan menyembunyikan perasaan sedih, takut, frustasi, dan emosi negatif lainnya.

2. Tidak ingin tersakiti atau menyakiti orang lain

Beberapa orang sengaja memendam perasaan karena ingin melindungi hubungannya dengan pasangan mereka.

Sebagai contoh, saat pasangan melakukan tindakan yang membuat kesal, Anda mungkin memilih untuk menyembunyikan rasa jengkel di dalam hati.

Baca Juga: Tes Kepribadian: 5 Cemilan Favorit Ini Ternyata Bisa Ungkap Kepribadian Seseorang, Simak Ulasannya!

Baca Juga: ABG Pelaku Pengeroyokan Anak Bawah Umur Berhasil Diringkus Polisi, Korban Alami Bengkak Klopak Mata

Langkah tersebut diambil karena jika Anda mengungkapkan kekesalan ke pasangan, maka berpotensi mengakibatkan konflik yang lebih besar dan menyakitkan hati.

3. Kurangnya rasa percaya diri

Kurangnya rasa percaya diri dapat membuat Anda memilih untuk memendam perasaan daripada mengutarakan emosi yang tengah dirasakan.

Kondisi ini biasanya dipicu oleh pengalaman buruk terkait menyampaikan pendapat atau perasaan di masa lalu.

Misalnya, ketika masih kecil, Anda mungkin malah mendapatkan kritikan dari orangtua ketika menyampaikan emosi yang dirasakan.

Baca Juga: Inggris Berduka, Suami Ratu Elizabeth Meninggal Pada Usia 99 Tahun

Saat hal tersebut terjadi secara berulang-ulang, kepercayaan diri untuk mengutarakan perasaan pun akan semakin menghilang.

Dampak memendam perasaan terhadap kesehatan fisik dan mental

Memendam perasaan dapat memberikan dampak buruk terhadap berbagai macam aspek kehidupan Anda.

Jika dilakukan secara terus-menerus, kebiasaan ini dapat memengaruhi hubungan, kondisi fisik, dan mental.

Berikut beberapa dampak akibat terlalu sering memendam perasaan:

• Terganggunya hubungan dengan orang lain

Ketidakmampuan untuk mengatasi masalah seringkali membuat Anda memilih untuk memendam perasaan.

Ketika emosi sudah memuncak serta tidak tertahankan, Anda akhirnya menghindari orang itu, yang kemudian berpotensi menyebabkan kerusakan hubungan.

• Memicu rasa sakit hati

Tidak hanya melukai diri sendiri, kebiasaan memendam perasaan yang Anda lakukan juga dapat membuat orang lain sakit hati.

Sebagai contoh, Anda mengatakan kepada pasangan bahwa sedang dalam keadaan baik-baik saja, namun menunjukkan perilaku berbeda.

Pasangan mungkin akan merasa sakit hati karena Anda tidak bersikap terbuka. Secara perlahan, kepercayaan terhadap Anda bisa saja hilang dan hubungan menjadi hancur apabila kebiasaan ini dilakukan terus menerus. 

• Meningkatkan risiko kematian dini

Sebuah studi yang diterbitkan di tahun 2013 menunjukkan keterkaitan antara tekanan emosional akibat sering memendam perasaan dengan peningkatan risiko kematian dini.

Baca Juga: Telah Sah Menikah, Ashanty dan Arsy Mengaku Kangen Akan Kehadiran Aurel Hermansyah

Baca Juga: Orang yang Sering Melamun Menandakan Bahwa Dirinya Jenius dan Memiliki Tingkat Kecerdasan Tinggi

Studi tersebut menjelaskan, penekanan emosi dapat menyebabkan stres.

Stres yang tak teratasi dengan baik meningkatkan risiko Anda terserang penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan masalah jantung.

Penyakit-penyakit tersebut bisa berpengaruh besar terhadap kesehatan dan memperpendek umur.

Bagaimana cara menghilangkan kebiasaan memendam perasaan?

Menghilangkan kebiasaan memendam perasaan mungkin akan terasa sulit dan membutuhkan waktu yang lama.

Anda dapat memulainya dengan mencoba untuk mengakui serta menerima perasaan negatif yang dirasakan, walaupun tidak segera mengungkapkannya. Sebagai contoh, Anda mungkin merasa marah karena ucapan pasangan yang tak menyenangkan hati.

Jika Anda tidak ingin memulai pertengkaran, tahan perasaan tersebut hingga menemukan waktu yang tepat untuk mengungkapkan dan menjelaskannya kepada pasangan.

Jika Anda tetap tidak bisa untuk   mengungkapkan emosi, melakukan journaling dapat membantu dalam berlatih menyampaikan perasaan.

Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater juga bisa membantu menemukan solusi yang tepat untuk masalah Anda.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: sehatq

Tags

Terkini

Terpopuler