Jurnal Penelitian yang Mengklaim Perokok Lebih Kebal Covid-19 Sudah Dicabut, Alasannya Karena Hal Ini

23 April 2021, 07:08 WIB
Foto: Ilustrasi rokok /Rianti S/unsplash.com/ Andres Siimon

KABAR BESUKI - Covid-19 adalah penyakit yang menyerang sistem pernapasan, sehingga hipotesisnya perokok akan memiliki risiko infeksi Covid-19 yang lebih parah. Itu karena merokok secara umum diketahui dapat menyebabkan iritasi dan radang pada paru-paru. 

Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa merokok dapat merusak fungsi paru-paru, dapat meningkatkan gejala penyakit pernapasan parah  termasuk infeksi virus corona.

Namun sebuah jurnal ilmiah membuat klaim bahwa perokok lebih kecil kemungkinan didiagnosis Covid-19 daripada yang non-perokok. Jurnal penelitian tersebut diterbitkan Juli 2020 lalu pada European Respiratory Journal.

Baca Juga: Benarkah Orang Kidal Jauh Lebih Cerdas dan Kreatif Dibanding Orang Bertangan Kanan? Begini Penjelasannya

Makalah tersebut menyatakan "merokok tidak terkait dengan hasil yang merugikan (infeksi Covid)".

Temuan ini membuat heboh beberapa pakar kesehatan karena dinilai hasil penelitian ini akan mendorong orang-orang menjalani kebiasaan merokok yang sebenarnya tidak sehat.

Namun sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari The Guardian, jurnal tersebut telah dicabut edarannya karena setelah ditelusuri, beberapa penulis makalah tersebut memiliki hubungan finansial dengan industri tembakau.

Baca Juga: Ratu Elizabeth dan Pendahulunya Memiliki Dua hari Ulang Tahun Berbeda, Mengapa Begitu? Begini Alasannya

Edisi terbaru European Respiratory Journal menyertakan pemberitahuan pencabutan untuk makalah tersebut, yang menyatakan jika dua penulis terkait memiliki bias terhadap merokok karena memiliki kepentingan finansial.

Salah satu penulis (José M. Mier) ketika menyusun jurnal tersebut memiliki peran berkelanjutan terhadap industri tembakau. Mier diduga sebagai salah satu konsultan pada perusahaan tembakau.

Sedangkan penulis satunya lagi, Konstantinos Poulas, ketika menyusun makalah tersebut juga sedang menjadi penyelidik utama untuk sebuah lembaga swadaya masyarakat Yunani 'NOSMOKE'.

Baca Juga: ‘Raja Absen’ di Italia Ditangkap Karena Bolos Kerja Selama 15 Tahun, Memecahkan Rekor Nasional

NOSMOKE adalah sebuah pusat lembaga sains yang menerima dana dari Foundation for a Smoke Free World, sebuah organisasi yang diduga didanai oleh industri tembakau.

Mengenai pencabutan makalah ini, kedua penulis tidak setuju dengan keputusan tersebut. Namun editor makalah tersebut merasa hal pencabutan dapat dibenarkan karena memiliki hubungan yang dirahasiakan atau konflik kepentingan dengan subjek terkait, dan juga merupakan "pokok bahasan yang sensitif".

Penulis senior dari makalah ini Konstantinos Farsalinos juga tidak menyetujui pencabutan laporan ini. Ia menilai jika konflik kepentingan tidak relevan dengan maksud dan tujuan utama studi.

Baca Juga: Apa Itu Dogecoin? Cryptocurrency ‘Konyol’ yang Viral Karena Promosi dari Elon Musk, Simak Ulasannya

Menurutnya hasil temuan dalam makalah tersebut sudah sesuai standar prosedur penelitian dan meskipun ada konflik kepentingan, makalah tersebut tetap dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Menurut salah satu pakar, Dr Sarah White, merasa jika pembaca perlu mengetahui adanya konflik kepentingan dari penulis.

"Pembaca perlu tahu bahwa penulis memiliki potensi konflik kepentingan atau konflik kepentingan yang sebenarnya, atau mereka benar-benar pernah terlibat dengan industri ini," kata White.

Baca Juga: Beberapa Penyanyi Ini Pernah Menyindir Mantannya dalam Sebuah Lagu, Adakah Artis Favoritmu Disini?

Ia juga menambahkan jika makalah tersebut tidak memiliki bukti kuat untuk mendukung klaim bahwa perokok cenderung lebih kebal terhadap Covid atau menderita efek ringan dari Covid.

Disamping itu, sebuah analisis yang dilakukan oleh British Medical Journal (BMJ) juga menyebutkan jika bias penelitian dan kesenjangan pengetahuan dapat memberi kesan palsu bahwa merokok dapat melindungi seseorang dari COvid-19.

Meskipun terjadi kesimpangsiuran antara kaitan merokok dengan infeksi Covid-19, dapat dipastikan jika merokok pada dasarnya tetap tidak baik untuk kesehatan jangka panjang. Selain itu, beberapa penelitian juga membuktikan jika perokok memiliki gejala Covid yang lebih parah dari non-perokok.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler