Sejumlah Psikolog Mengklaim Hedonisme Sangat Bermanfaat untuk Kesehatan Mental, Benarkah?

24 April 2021, 03:33 WIB
Ilustrasi Hedonisme /PIXABAY

KABAR BESUKI - Ketika Anda mendengar istilah hedonisme, mungkin yang terlintas di benak Anda adalah segala sesuatu yang bersifat hura-hura seperti clubbing di diskotik, berbelanja barang mewah, dan semacamnya.

Padahal, gaya hidup hedonisme tak selamanya identik dengan gaya hidup yang biasa dilakukan oleh sebagian masyarakat kelas menengah ke atas.

Bahkan hal-hal sederhana seperti berwisata ke pantai, menikmati indahnya langit atau udara segar juga dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk hedonisme. Mengapa demikian?

Baca Juga: Stop Berfoya-Foya, Inilah 7 Hal yang Tidak Pernah Dibeli oleh Orang yang Cerdas dalam Mengelola Keuangan

Dilansir Kabar Besuki dari SehatQ, istilah hedonisme sesungguhnya diciptakan oleh dua tokoh filsafat Yunani bernama Epicurus dan Aristippus.

Hedonisme berasal dari kata hedone yang bermakna kegembiraan atau kenikmatan, dengan kata lain hedonisme merupakan paham yang menjadikan kenikmatan hidup duniawi sebagai tujuan hidup demi menghindari beban atau tekanan yang menyakitkan.

Kesenangan sesungguhnya merupakan hal yang bersifat subjektif dan universal, akan tetapi Anda dapat menemukannya dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: 7 Manfaat dari Traveling Menurut Penelitian, Salah Satunya dapat Menjaga Otak Tetap Sehat

Tak selalu berurusan dengan harta atau materi, kesenangan bisa juga berupa kepuasan bertemu dengan orang tersayang atau sekedar menyaksikan tontonan favorit saat berada di rumah.

Hedonisme: Bermanfaat untuk Kesehatan?

Warbutron, seorang psikolog ternama di dunia mengungkapkan bahwa mengejar kesenangan merupakan hal yang sangat manusiawi dan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan.

Dia meyakini bahwa hedonisme dapat mengurangi tingkat stres seseorang dan mampu menjaga kesehatan mental orang tersebut.

Baca Juga: Buktikan Sendiri! Menonton Kartun Ternyata Berdampak Positif untuk Kesehatan Mental, Nomor 2 Salah Satunya

Bahkan, seorang profesor bernama Catherine Wilson dalam bukunya yang berjudul "How to Be an Epicurean: The Ancient Art of Living Well" mengungkapkan bahwa manusia modern yang berambisi terhadap kesuksesan justru sering melupakan aspek kebahagiaan pribadi mereka.

Ahli psikologi lainnya juga berpendapat bahwa memaksimalkan kesenangan dalam waktu senggang di sela-sela rutinitas harian juga merupakan investasi psikis yang sangat efektif untuk menghindari risiko depresi.

Sebuah penelitan membuktikan bahwa anak-anak sekolah yang diminta menuliskan peristiwa menyenangkan dalam keseharian mereka dapat mengurangi kecenderungan depresi bahkan mampu bertahan hingga kurang lebih tiga bulan kemudian.

Baca Juga: Inilah 8 Rekomendasi Serial Kartun Animasi, Orang Dewasa Pun Suka!

Sementara menurut penelitian lainnya yang dirilis melalui Science Direct, orang yang bergelut dengan hedonisme (secara terkendali) cenderung memiliki sejumlah dampak positif seperti lebih tangguh dalam menghadapi tantangan hidup, sehat secara fisik, dan berumur panjang.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: sehatq

Tags

Terkini

Terpopuler