6 Penyakit Dapat Menyebabkan Badmood, Waspadai Salah Satunya Stroke

9 Juli 2021, 19:02 WIB
6 Penyakit Dapat Menyebabkan Badmood, Waspadai Bisa Terkena Stroke /pixabay

KABAR BESUKI - Badmood merupakan perkara yang rasanya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Ada saja hal-hal yang memicu terjadinya kondisi itu, misalnya tuntutan pekerjaan, kemacetan atau perkara rumah tangga. 

Namun di balik itu, tahukah Anda bahwa badmood juga bisa terjadi akibat adanya penyakit tertentu?

Ya, badmood dapat dicetuskan oleh beberapa penyakit. Berikut 6 penyakit yang dimaksud, seperti dilansir Kabar Besuki dari Instagram @zonakesehatanindo.

Baca Juga: Gejala-gejala Baru Covid-19, Jika Mengalami Hal Berikut Segera Periksakan ke Rumah Sakit Terdekat

1. Gangguan tiroid

Tiroid merupakan kelenjar yang memproduksi hormon untuk mengatur suhu tubuh, berat badan, kesehatan kulit dan rambut, energi hingga mood. 

Oleh karena itu, jika mengidap gangguan ini misalnya kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroid) Anda akan cenderung mengalami bad mood, lesu dan tidak bersemangat menjalani aktivitas sehari-hari.

2. Stroke

Gejala stroke yang timbul berpengaruh dari letak lesi di otak. Contohnya, ketika lesi terjadi di otak sebelah kiri, maka tubuh sebelah kanan akan mengalami kelumpuhan, lidah menjadi pelo, dan bicara kurang jelas.

Sedangkan, jika lesi stroke terbentuk di bagian lobus frontal kiri, penderita akan kerap mengalami kondisi badmood, mudah sedih atau cemas.

Baca Juga: Punya Berat Badan Ideal di Usia Ini Ternyata Bisa Bikin Panjang Umur lho!

3. Penyakit Parkinson

Seseorang yang mengidap penyakit Parkinson dapat mengalami tanda dan gejala fisik berupa tangan tremor, bergerak lebih lambat, anggota tubuh kaku dan gangguan keseimbangan.

Tak hanya itu, pengidap penyakit Parkinson juga dapat mengalami gangguan mood, bahkan 40-50% di antaranya juga dapat mengalami depresi.

4. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)

Keadaan ini merupakan bentuk premenstrual syndrome (PMS) berat, yang menyerang 5 persen wanita usia subur. Premenstrual dysphoric disorder ditandai dengan perubahan mood menjelang menstruasi.

Gejala premenstrual dysphoric disorder dapat berupa gelisah, mudah tersinggung, depresi, insomnia, mudah cemas, serta gejala fisik lain seperti pada PMS. Gejala ini timbul 1-2 minggu menjelang menstruasi, dan hilang seiring dengan mulainya menstruasi.

Baca Juga: 3 Tanda Kondisi Pasien Covid-19 Memburuk, Jangan Sampai Terlambat

5. Kekurangan vitamin

Ketika tubuh kekurangan vitamin D dan vitamin B12, Anda akan lebih berisiko untuk mengalami bad mood. Karena pada dasarnya, kekurangan asupan vitamin tak hanya berpengaruh pada kerja tubuh semata, tapi kerja otak juga.

6. Obstructive sleep apnea syndrome (OSAS)

OSAS adalah gangguan kolapsnya saluran pernapasan ketika tidur, dan menyebabkan Anda berhenti bernapas selama beberapa detik. Pada kondisi ini, dinding saluran napas akan saling menggesek dan bergetar ketika Anda bernapas.

Baca Juga: Efek Sering Merasa Bosan Ternyata Bisa Memicu Seseorang Lebih Kreatif, Ahli Beberkan Alasannya

Penderita OSAS akan menghasilkan suara dengkur saat tidur, sehingga kerap terbangun dengan kondisi mulut kering dan nyeri tenggorokan. Pada akhirnya, sederet peristiwa yang terjadi akibat OSAS dapat mencetuskan terjadinya bad mood di kemudian hari.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Instagram @zonakesehatanindo

Tags

Terkini

Terpopuler