Fosil Naga Terbang Ditemukan Terawetkan dalam Batu di Sebuah Gurun Chili

21 September 2021, 11:39 WIB
Ilustrasi Fosil Naga Terbang Ditemukan Terawetkan dalam Batu di Sebuah Gurun Chili /Marcus lange/Pexels/

KABAR BESUKI - Para ilmuwan telah mengidentifikasi sisa-sisa fosil kadal bersayap sebagai naga terbang yang digali di Gurun Atacama Chili.

Fosil tersebut merupakan yang pertama dari jenisnya yang ditemukan di Belahan Bumi Selatan.

Pterosaurus merupakan jenis hewan yang terbang di langit 160 juta tahun yang lalu, memiliki lebar sayap hingga 2 meter, berekor panjang dan runcing.

Baca Juga: Cara Mengatasi Mimisan Secara Herbal yang Dipercaya Ampuh, Simak Ulasannya!

Selain itu, hewan ini mempunyai gigi yang menonjol ke luar, fitur yang memberi makhluk era Jurassic julukan "naga" yang menakutkan.

Meskipun genus dan spesies kadal bersayap yang tepat tidak diketahui, para ilmuwan berpikir itu adalah anggota Rhamphorhynchinae, subfamili rhamphorhynchoids, yang merupakan salah satu dari dua jenis utama pterosaurus (bersama pterodactyloids).

Dibanding dengan pterodactyloids, seperti genus pteranodon yang termasuk spesies dengan lebar sayap lebih dari 7 meter, Rhamphorhynchinae rata-rata lebih kecil.

Mereka memiliki ekornya lebih panjang dan, bukannya paruh, memiliki rahang bergigi penuh, yang kemungkinan besar mereka gunakan untuk menangkap ikan dan mamalia laut kecil dari laut.

Baca Juga: Membully Diri Sendiri 'Self Deprecation' Memberikan Dampak Buruk untuk Kesehatan Mental Anda

Penemuan ini adalah pertama kalinya anggota subfamili Rhamphorhynchinae yang ditemukan di bawah khatulistiwa.

Seorang ilmuwan Universitas Chili Jhonatan Alarcón, yang memimpin penyelidikan, mengatakan penemuan ini sangat menarik.

"Kami adalah ahli paleontologi pertama yang mengungkapkan keberadaan subfamili Rhamphorhynchinae di Belahan Bumi Selatan. Sebelum penemuan ini, diperkirakan bahwa pterosaurus ini tidak ada di garis lintang ini," ujarnya, dikutip Kabar Besuki dari Live Science.

Osvaldo Rojas, direktur Museum Sejarah Alam Gurun Atacama, menemukan fosil itu pada 2009.

Baca Juga: Kebiasaan Ngupil Disebut Bisa Sebabkan Infeksi Hingga Kematian, Ternyata Ini Penyebabnya

Rojas membelah batu gurun yang membuatnya penasaran dan menemukan tulang-tulang reptil purba yang telah lama memfosil terawetkan di dalamnya.

Sebuah analisis oleh Alarcón mengungkapkan bahwa sisa-sisa kuno milik spesies yang tidak diketahui dalam subfamili Rhamphorhynchinae.

Bagaimana sisa-sisa reptil itu berakhir begitu jauh di selatan, di Chili utara, beristirahat di atas pasir tempat terkering di Bumi, terbuka untuk spekulasi.

Untuk saat ini, Alarcón berkata bahwa dirinya tidak dapat mengatakan bahwa pterosaurus ini adalah spesies yang bermigrasi, tetapi penemuan itu menunjukkan bahwa setidaknya satu anggota Rhamphorhynchinae tersebar dari Belahan Bumi Utara ke Belahan Bumi Selatan.

"Mungkin mengikuti garis pantai sehingga tidak terlalu jauh dari makanannya," katanya.

Langkah selanjutnya para peneliti adalah dengan hati-hati mengekstrak bagian akhir dari fosil yang tetap terperangkap di dalam batu.

Baca Juga: Anak-anak yang Terinfeksi Covid-19 Ternyata Berisiko Alami Kerusakan Otak Langka, Ini Gejalanya

Kemudian, mereka berencana untuk membuat perbandingan lebih lanjut antara pterosaurus mereka dan yang lainnya dalam subfamili yang sama.

Mereka berharap dengan melakukan itu, mereka dapat mengetahui apakah pterosaurus adalah spesies yang sama sekali baru.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Live Science

Tags

Terkini

Terpopuler