Network
KABAR BESUKI – Setiap orang pernah mengalami emosi negatif dalam hidup. Seseorang mungkin sering mengalami perasaan takut dan was-was, tetapi dengan mengidap gangguan disosiatif, perasaan tersebut bisa bertahan lama dan bertambah parah.
Seorang Psikolog Psikoanalsis, Anna Freud mengatakan dalam diri manusia terdapat mekanisme pertahanan diri yang tidak secara sadar dilakukan untuk meredam emosi negatif agar tidak ditampakkan dalam perilaku secara nyata.
Misalkan, di suatu rapat, atasan meminta pendapat akan suatu topik. Tetapi, anda yang berada di dalam rapat itu, tidak tau topik apa yang dibahas, anda merasa sangat buruk dan bahkan merasa pada saat itu bukan diri anda.
Baca Juga: Bahaya Membersihkan Telinga Memakai Cotton Bud, Bisa Berakibat Fatal
Ini adalah salah satu contoh gangguan disosiatif, dan menurut National Alliance on Mental Illnes (NAMI), terdapat 75 persen orang yang mengalami gangguan disosiatif setidaknya satu kali seumur hidup.
Gangguan disosiatif diartikan dengan sebagai pemisahan memori atau emosi yang dirasa tidak menyenangkan dari kesadaran utama, seperti amnesia. Secara gampang, tidak adanya kontinuitas antara pikiran, ingatan, tindakan hingga identitas seseorang.
Gangguan ini bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja tanpa memandang usia, latar belakang, atau ras.
Bisa jadi mengidapnya dalam jangka waktu lama, misal lupa waktu dan tempat saat asik membaca novel, menonton drama atau bisa lebih parah dan kronis.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Sabtu, 6 Februari 2021: Aries Hubungan Istimewa dan Taurus Bertemu Orang Spesial
