Kenali Beberapa Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus, Orang Tua Wajib Tahu!

- 18 Februari 2021, 14:23 WIB
ilustrasi orang tua dan anak.
ilustrasi orang tua dan anak. /pixabay/Tania Dimas

KABAR BESUKI – Menjadi orang tua di era serba digital seperti sekarang bukanlah hal yang mudah, apalagi jika buah hati Anda merupakan sosok anak berkebutuhan khusus (ABK) yang membutuhkan perhatian lebih dibandingan teman seusianya.

Menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik.

Dilansir Kabar Besuki dari UNY Repository, anak berkebutuhan khusus memiliki gangguan atau kelainkan yang terdiri dari beberapa aspek sebagai berikut:

Baca Juga: Jokowi Resmikan Bendungan Tapin di Kalimantan Selatan, Proyek Ini Habiskan Anggaran Hingga Rp986 Miliar

  1. Fisik/motorik (contoh: celebral palsi, polio)
  2. Kognitif
  3. Bahasa dan bicara
  4. Pendengaran
  5. Penglihatan
  6. Sosial emosi

Tentunya, seorang anak berkebutuhan khusus sangat membutuhkan perlakuan yang khusus pula agar mampu mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal hingga tumbuh dewasa.

Walaupun mereka memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda dengan anak-anak secara umum, mereka harus mendapat perlakuan dan kesempatan yang sama. Hal ini dapat dimulai dengan cara penyebutan terhadap anak dengan kebutuhan khusus tersebut.

 Baca Juga: Lama Tidak Muncul di Blantika Musik Internasional, Penyanyi Demi Lovato Ternyata Menderita Penyakit Ini

Terdapat beberapa faktor penyebab yang menjadikan seorang anak terlahir sebagai anak berkebutuhan khusus, antara lain:

1. Masalah Pada Kehamilan

Terkadang, seorang ibu tidak menyadari bahwa masalah-masalah yang terjadi selama masa kehamilan (sebelum melahirkan) dapat mempengaruhi terhadap tumbuh kembang si anak.

Ada beberapa faktor sebelum kelahiran yang menyebabkan sang bayi lahir sebagai sosok ABK antara lain gangguan genetika (kelainan kromosom, transformasi), infeksi selama masa kehamilan, usia kehamilan, hingga keracunan.

2. Saat Melahirkan

Setiap ibu di dunia tentunya menginginkan anaknya lahir secara normal tanpa ada cacat sedikitpun. Akan tetapi, tidak jarang ditemui seorang bayi terpaksa harus dilahirkan secara prematur demi keselamatan nyawa seorang ibu.

Masa kehamilan yang terlalu lama (lebih dari 40 minggu) juga menyebabkan bayi di dalam rahim mengalami keracunan air ketuban, sehingga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan sang janin yang seharusnya segera dilahirkan.

 Baca Juga: Segera Hentikan! Bahaya Menyalakan Kipas Angin Saat Tidur, Ternyata Dapat Menyebabkan Ini

Melahirkan bayi dengan alat bantu yakni vacuum, yaitu dengan cara menghisap bayi agar keluar dengan lebih cepat juga berisiko membuat kepala bayi terjepit sehingga akan terjadi kecelakaan pada otak bayi yang menyebabkan terjadinya gangguan.

3. Setelah Melahirkan

Bayi yang telah lahir dengan kondisi selamat juga tidak menjamin aman dari kelainan yang nantinya menyebabkan anak menjadi sosok ABK.

Penyakit bawaan seperti infeksi bakteri, tuberculosis (TBC), ataupun terkena serangan virus bawaan dari ibu dapat menyebabkan bayi memiliki kelainan secara fisik maupun mental.

Kekurangan gizi atau nutrisi yang dikandung bayi juga dapat mempengaruhi berbagai kelainan yang akan timbul (fisik, mental, hingga perilaku) ketika yang bersangkutan telah tumbuh dan berkembang hingga menjadi dewasa.

 Baca Juga: Bahaya! Tidur Sebanyak Ini Bisa Berisiko Tinggi, Hilangnya Memori dan Fungsi Otak Hingga Kematian

Kelalaian orang dewasa di sekitar bayi yang menyebabkan kecelakaan dan keracunan juga menyebabkan seorang bayi tumbuh menjadi sosok ABK. Sehingga, benda-benda yang berpotensi membuat bayi terkontaminasi zat beracun harus dijauhkan dari tempat tidur bayi.***

 

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkini