Ciptakanlah Kombinasi Ampuh Penyebab Kanker, dengan Kurang Gerak dan Pola Makan Tidak Sehat

- 21 Februari 2021, 14:32 WIB
Illustrasi kanker.
Illustrasi kanker. /pixabay.com/PDPPics
KABAR BESUKI - Pasti Anda telah mengetahui, bahwa kurang olahraga dan tidak menjaga pola makan dapat mengakibatkan penyakit.
 
Namun, pernahkah Anda tahu, bahwa pola hidup seperti itu dapat mengakibatkan potensi kanker hingga 35 persen bagi tubuh Anda?
 
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan, apabila Anda adalah perokok dan masih melanjutkan kebiasaan menghisap gulung tembakau itu, dapat menyebabkan kemungkinan kanker sebesar 30 persen.
 
Sistem imunitas tubuh biasanya akan menghancurkan sel-sel tidak normal yang tumbuh. Namun, akan berbeda cerita apabila ada faktor eksternal yang membuat potensi kanker tumbuh lebih kuat.
 
Misalnya saja contoh di atas, makan tidak teratur, merokok, dan kurang olahraga. Ketika hal-hal tersebut terus dilakukan, maka sistem imunitas sekalipun tidak akan sanggup.
 
Sehingga sel-sel tidak normal tersebut akan menimbulkan benjolan atau disebut dengan tumor.
 
"Sel (tidak normal) ini mempunyai kemampuan untuk tumbuh sembarangan, cepat, mengganggu sel sekitarnya. Lalu muncul ke permukaan dan disebut tumor atau kumpulan sel yang tumbuh tidak teratur. Ada tumor jinak dan ganas," ujar dia dalam sebuah virtual briefing bersama perwata, ditulis Minggu.
 
Aru kembali menegaskan, faktor risiko kanker yang dipengaruhi lingkungan adalah sebesar 90 persen. Sementara 5-10 persen sisanya berasal dari sel-sel yang rusak.
 
Ini berarti, kanker disebabkan oleh faktor pasca kelahiran manusia. Gaya hidup, dan lingkungan, memegang peranan besar terhadap kanker.
 
Pada kasus kanker nasofaring misalnya, salah satu pencetusnya konsumsi makanan mengandung bahan karsinogen seperti ikan asin yang diolah tak benar sehingga mengandung zat nitrosamin. Zat ini sama seperti yang ditemukan pada sosis ini tergolong karsinogen atau bahan yang melahirkan kanker.
 
Tak hanya pemilihan makanan, cara berpakaian khususnya bra juga perlu diperhatikan.
 
Dokter spesialis bedah onkologi di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Alban Dien mengutip hasil penelitian tidak menyarankan untuk menggunakan bra berkata setiap saat.
 
"Saya membaca, bahwa bra berkawat tidak baik digunakan apabila dalam aktivitas sehari-hari," kata dia.
Alban yanh juga berpraktik di Eka Hospital Cibubur menuturkan, bra dengan kawat dapat menimbulkan tekanan pada tubuh dan mengakibatkan peradangan yang terusmenerus (kronik). 
 
Untuk solusinya, dia menyarankan kaum hawa untuk mengganti bra kawat dengan bra biasa pada saat tidur, atau lebih baik melepasnya saja.
 
Memang, pemakaian bra ini tidak berhubungan dengan munculnua risiko terjadinya kanker payudara. Seperti yang pernah diungkap sebuah studi dalam Jurnal Cancer Epidemology, Biomarkers and Preventiom pada tahun 2014.
 
Kemudian terkait dengan olahraga. Kegiatan tersebut tidak hanya bermanfaat menurunkan beberapa jenis kanker. Tetapi jug bisa membantu menjaga berat badan, memperbaiki tekanan darah, dan kesehatan mental.
 
Beberapa penelitian menunjukan aktivitas fisik dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara dan usus besar.
 
"Tidak ada kata terlambat untuk memulai program kebugaran, tidak masalah kapan Anda mulai, karena Anda akan melihat manfaat dari olahraga pada usia berapa pun," kata profesor onkologi Georgetown University Medical Center's Lombardi Comprehensive Cancer Center, Dr. Priscilla Furth.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini