KABAR BESUKI - Tinta cumi-cumi adalah bahan populer dalam masakan Mediterania dan Jepang. Beberapa masakan di Indonesia juga memanfaatkan tinta cumi untuk cita rasa sekaligus warna masakan, seperti nasi goreng hitam.
Namun, beberapa orang bertanya apakah tinta cumi aman dimakan. Perlu diketahui, tinta cumi atau disebut juga dengan tinta cephalopoda merupakan tinta gelap yang dihasilkan oleh cumi-cumi. Ini berfungsi sebagai mekanisme pertahanan, membantu hewan melarikan diri dari predator yang memangsa mereka.
Tinta cumi mengandung banyak senyawa, termasuk melanin, enzim, polisakarida, katekolamin, logam seperti kadmium, timbal, dan tembaga, serta asam amino, seperti glutamat, taurin, alanin, leusin, dan asam aspartat.
Baca Juga: Penyuka Makanan Pedas Wajib Tahu! 5 Alasan Ini Mengungkap Makanan Pedas Baik Untuk Tubuh
Senyawa utama dalam tinta cumi-cumi adalah melanin, pigmen yang dapat membuat warnanya menjadi gelap. Dilansir dari Healthline, berikut manfaat kesehatan setelah mengonsumsi tinta cumi
- Sifat Antimikroba
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tinta pada cumi memiliki sifat antimikroba, yang dapat menetralkan bakteri dan virus berbahaya bagi tubuh.
Tinta cumi efektif untuk menetralkan bakteri penyebab plak gigi seperti Streptococcus mutans, Actinomyces viscosus, Lactobacillus acidophilus, dan Candida albicans. Tinta cumi juga dapat menetralkan bakteri yang terdapat pada makanan, seperti Escherichia coli dan Listeria Monocytogenes.
- Memiliki Efek Antioksidan
Baca Juga: Sangat Disayangkan! Akibat Kerusakan Mesin Pendingin, Vaksin COVID-19 Terbuang di Jepang
Antioksidan adalah senyawa yang melawan molekul berbahaya yang disebut radikal bebas. Jika kadar radikal bebas menjadi terlalu tinggi di tubuh, dapat menyebabkan kerusakan sel dan meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti kanker, penyakit jantung, dan diabetes.