KABAR BESUKI – Sebagian orang mungkin sering mengalami rasa takut ketika bertemu dengan orang lain atau yang disebut juga dengan istilah antropophobia.
Berbeda halnya dengan fobia sosial, antropophobia ini seringkali membuat penderitanya merasa ketakutan meski hanya menghadapi satu orang saja.
Penderita antropophobia umumnya cenderung menolak ajakan dari orang lain untuk pergi ke luar rumah dan lebih memilih untuk mengisolasi diri mereka sendiri di dalam rumah bahkan di kamarnya.
Mereka pun hanya melakukan komunikasi dengan orang lain secara virtual atau hanya dengan menggunakan alat komunikasi tertentu, misalnya melalui chat atau telepon.
Penyebab Antropophobia Secara Umum
Sampai saat ini belum ada penyebab pasti seseorang menderita antropophobia. Akan tetapi, ada sejumlah faktor yang dapat memicu seseorang menderita kelainan tersebut, antara lain:
- Faktor genetik
- Lingkungan sekitar
- Perubahan fungsi otak
- Pengalaman buruk dengan seseorang di masa lalu (terutama karena bullying)
Baca Juga: Awal Mula Terciptanya Musik Pop di Dunia Hingga Masuk ke Indonesia, Kalian Wajib Tahu Sejarahnya
Sementara itu, tidak sedikit orang yang menderita kelainan antropophobia sebagai bagian dari gangguan kesehatan mental.
Beberapa masalah kesehatan mental yang mempengaruhi seseorang menderita hal tersebut antara lain gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan kecemasan sosial, hingga delusi.
Gejala Penderita Antropophobia
Seperti beberapa fobia pada umumnya, antropophobia juga memicu kemunculan sejumlah gejala yang dialami penderitanya, baik secara fisik maupun psikis. Beberapa gejala tersebut antara lain:
- Berkeringat
- Sesak napas
- Kulit memerah
- Tubuh gemetaran
- Kesulitan berbicara
- Kesulitan berpikir jernih
- Jantung berdetak cepat
- Merasa perlu melarikan diri
Baca Juga: Ngantor di Desa, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Berikan Motor Operasional untuk Bidan
Cara Mengatasi Antropophobia
Tidak ada cara khusus untuk mengatasi masalah kesehatan mental seperti ini. Akan tetapi, ada beberapa trik yang bisa dilakukan sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari SehatQ, antara lain:
- Terapi
Ada dua jenis terapi yang dapat diterapkan untuk penderita antropophobia, antara lain terapi perilaku kognitif dan terapi pemaparan.
Terapi perilaku kognitif (CBT) berfungsi untuk membantu Anda mengidentifikasi sekaligus mengganti rasa takut menjadi lebih rasional.
Sedangkan terapi pemaparan mengharuskan Anda untuk menghadapi objek atau situasi pemicu yang ditakuti. Terapi ini umumnya akan terus diberikan hingga Anda tak menunjukkan rasa takut saat bertemu dengan penyebab ketakutan.
- Latihan Relaksasi
Relaksasi dapat membantu orang yang menderita gangguan kecemasan, termasuk penderita fobia orang.
Ada beberapa metode untuk melakukan latihan relaksasi seperti latihan pernapasan dalam, hipnosis, hingga olahraga.
Metode penanganan seperti ini bisa membantu meminimalisir reaksi fisik dan emosional Anda terhadap fobia, serta dapat membantu mengembangkan strategi coping untuk mengubah atau mengarahkan reaksi stres.
Baca Juga: 6 Tanda Hubungan Keluarga Sehat dan 4 Tanda Terjebak dalam Keluarga Toxic
- Pemberian Obat-obatan Tertentu
Obat dapat menjadi solusi ampuh untuk mengatasi antropophobia ketika solusi terapi dan latihan relaksasi tidak cukup membantu.
Akan tetapi, Anda memerlukan resep dokter sebelum mengonsumsinya untuk menghindari terjadinya penggunaan secara overdosis.
- Menerapkan Pola Hidup Sehat
Cara ini juga tergolong efektif untuk membantu Anda terhindar dari gejala antropophobia. Pastikan asupan cairan dalam tubuh Anda terpenuhi dengan cukup setiap harinya.
Baca Juga: Awas, Radiasi Pada Ponsel Disebut Berbahaya Dapat Menyebabkan Sakit Kepala Bahkan Otak Berkabut
Hindari juga konsumsi alkohol, karena efek menenangkan dari minuman tersebut hanyalah bersifat sementara dan berpotensi membuat tidur Anda menjadi terganggu.
Bagaimana dengan Anda? Semoga artikel ini bermanfaat.***