Teryata 6 Jenis Makanan Ini Efeknya Sangat Mengejutkan untuk Otak

KABAR BESUKI – Otak memainkan peranan penting untuk tubuh seseorang karena merupakan pusat pengendali tubuh. Seiring bertambahnya usia, manusia akan mengalami penuaan termasuk fungsi otak dan kemampuan daya ingat.

Untuk mengatasi dan memperlambat penuaan otak, dibutuhkan nutrisi penting yang bersumber dari makanan. Assisten profesor ilmu kesehatan di UNCLA, Kien Vuu mengatakan, “ada hubungan fisik lagsung antara otak manusia dan usus”.

Makanan yang baik untuk jantung diantaranya buah, sayur, lemak sehat, dan lainnya yang juga baik untuk otak. Tetapi sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Alzheimer's Disease edisi September 2020, menunjukkan mungkin ada beberapa jenis makanan yang kurang dikenal yang terkait dengan fungsi kognitif.

Baca Juga: Tahukah Anda Tentang Anthapasia? Penyakit Langka Tidak Bisa Berimajinasi Secara Visual

1. Keju

Untuk studi Journal of Alzheimer's Disease, para peneliti memantau banyak sampel subjek selama periode 10 tahun untuk mengumpulkan data makanan dan kognitif. Studi tersebut melibatkan 1.787 orang dewasa di Inggris yang berusia 46 hingga 77 tahun yang mengambil kuesioner layar sentuh dan menguji kemampuan mereka untuk berpikir dengan cepat

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa konsumsi keju setiap hari dikaitkan dengan kinerja yang lebih baik pada tes kognitif.

Keju memiliki nutrisi yang sehat seperti asam linoleat terkonjugasi (CLA), yang sangat tinggi pada sapi yang diberi makan rumput atau pada keju dengan waktu penuaan yang lebih lama atau yang lebih banyak mengandung oksigen.

2. Domba

Memakan daging domba setiap minggu baik untuk kesehatan. Alasannya daging domba tidak seperti daging lain dan mungkin lebih baik karena terletak pada cara dibesarkan di padang rumput. Sehingga daging domba tidak seperti daging industri lain karena tidak memiliki antibiotik yang disuntikkan di dalamnya.

3. Alkohol

Asupan alkohol dalam bentuk apa pun tampak bermanfaat, dengan anggur merah terkadang menunjukkan manfaat tambahan. Partisipan dalam penelitian yang meminum alkohol memiliki skor berpikir fleksibel yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak minum alkohol.