Cara Jitu Lepas dari Hubungan Toxic, Pertengkaran dan Kekerasan, Jangan Sampai Terjadi pada Anda

- 9 April 2021, 10:47 WIB
Ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar.
Ilustrasi pasangan yang sedang bertengkar. /Pexels.com/Vera Arsic

KABAR BESUKI - Pertengkaran adalah hal yang wajar terjadi dalam sebuah hubungan. Namun, jika pertengkaran yang terjadi disertai dengan kekerasan dari salah satu pasangan, hal tersebut menjadi pertanda bahwa hubungan Anda tidak sehat.

Anehnya, banyak orang yang selama ini memilih bertahan meski pasangannya telah melakukan tindak kekerasan kepada mereka.

Jika Anda termasuk salah satunya, kondisi ini dikenal dengan istilah traumatic bonding.

Traumatic bonding adalah kondisi yang terjadi saat seseorang terus membangun ikatan dengan orang yang telah melakukan tindakan kekerasan maupun pelecehan kepada dirinya.

Baca Juga: Dilarang Mudik, Ini Daftar Wilayah Warga Dibolehkan Berpergian Saat Lebaran

Keinginan untuk bertahan ini biasanya didasari oleh simpati dan kasih sayang korban terhadap pelaku.

Beberapa tanda terjadinya traumatic bonding dalam hubungan, antara lain:

  • Mencoba untuk menutupi tindakan pelaku dari orang lain
  • Membela pelaku dan menjauhkan diri dari orang-orang yang hendak memberi bantuan
  • Keberatan untuk meninggalkan pelaku meskipun sadar telah menjadi korban kekerasan dan pelecehan
  • Setuju dengan alasan pelaku melakukan kekerasan, pelecehan, maupun tindakan buruk lain, misalnya karena cemburu
  • Menjadi defensif atau marah jika orang lain ikut campur menghentikan tindakan pelaku melakukan kekerasan atau pelecehan

Baca Juga: Dilarang Mudik, Ini Daftar Wilayah Warga Dibolehkan Berpergian Saat Lebaran

Ikatan ini bisa berkembang kapan saja, dengan jangka waktu yang berbeda pada masing-masing orang, baik hitungan hari, minggu, atau bulan.

Meskipun begitu, tidak semua korban kekerasan atau pelecehan akan mengalami traumatic bonding.

Cara keluar dari traumatic bonding memang tak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Ikatan yang dalam dengan pelaku seringkali membuat korban enggan untuk berpaling.

Berikut beberapa hal yang dapat membantu Anda keluar dari hubungan tidak sehat ini:

Baca Juga: Ternyata WHO Sudah Menemukan Asal-Usul Covid-19! Simak Ulasannya!

  1. Fokus pada tindakan buruk pelaku

Korban kekerasan atau pelecehan biasanya memilih bertahan karena terbuai dengan janji-janji yang diberikan oleh pelaku.

Untuk dapat keluar dari traumatic bonding, fokus terhadap tindakan buruk yang telah dilakukan pelaku.

Cara tersebut bisa membuat Anda lebih mudah untuk keluar dari hubungan yang tidak sehat bersama pelaku.

Baca Juga: Setelah Rilis Edaran Satgas, Kini Menhub Terbitkan Aturan Transportasi Selama Masa Idul Fitri

  1. Putuskan hubungan dengan pelaku

Memutuskan hubungan dengan pelaku mungkin akan terasa sangat sulit di awal, tetapi perlu dilakukan demi kebaikan Anda. Hentikan semua komunikasi dengan pelaku.

Untuk memutus komunikasi, Anda bisa mengganti nomor atau memblokir semua akun media sosialnya.

  1. Berhenti menyalahkan diri sendiri

Menyalahkan diri sendiri atas tindakan pelecehan atau kekerasan yang dilakukan pelaku hanya akan membuat Anda kesulitan keluar dari traumatic bonding.

Tanamkan di dalam pikiran bahwa tindakan buruk pelaku terjadi bukan karena kesalahan Anda. Yakinlah, Anda berhak mendapat orang yang lebih baik lagi.

Baca Juga: Mesir Dikabarkan Bekerja Sama dengan Sinovac untuk Produksi Vaksin 60 Juta Dosis per Tahun

  1. Terapkan self-care

Dibanding kembali ke pelaku kekerasan atau pelecehan, terapkan teknik self-care atau perawatan diri untuk menghilangkan stres yang dirasakan.

Beberapa aktivitas yang dapat membantu menenangkan pikiran, antara lain meditasi, olahraga, berdoa, serta melakukan hobi.

  1. Berkonsultasi dengan ahli

Baca Juga: Mesir Dikabarkan Bekerja Sama dengan Sinovac untuk Produksi Vaksin 60 Juta Dosis per Tahun

Apabila Anda ingin keluar dari hubungan tidak sehat tersebut namun merasa kesulitan, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Terapis akan mencoba membantu Anda untuk membangun batasan, mengembangkan kemampuan dalam menciptakan hubungan yang sehat, hingga mengatasi trauma.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: sehatq


Tags

Terkini

x