Network
Mereka merekrut lebih dari 100 sukarelawan dan kemudian memindai otak mereka dengan mesin MRI sementara mereka memfokuskan pada titik tetap untuk memberi para peneliti gambaran dasar tentang bagaimana otak peserta berfungsi saat istirahat.
Mereka juga mengevaluasi kecerdasan dan kreativitas subjek dan meminta mereka untuk melaporkan betapa mereka menganggap diri mereka sebagai pelamun.
Pengamatan pertama para peneliti: kecerdasan dan kreativitas yang terukur tinggi sejalan dengan tingkat tinggi pengembaraan pikiran yang dilaporkan sendiri.
Baca Juga: Tak Hanya Bikin Cantik, Rutin Menggunakan Skincare Ternyata Berdampak Baik Bagi kesehatan Mental
Tetapi ketika para peneliti melihat MRI, hasilnya menjadi lebih menarik: Tidak hanya pelamun yang sering melakukan tes IQ lebih baik, mereka juga memiliki otak yang tampak lebih efisien dalam pemindaian otak.
Kombinasi data ini membuat para peneliti menyimpulkan bahwa banyak pikiran yang mengembara bukanlah tentang kegagalan untuk memperhatikan; hanya saja orang pintar sering kali tidak terlalu memperhatikan untuk mendapatkan inti dari apa yang terjadi di sekitar mereka, meninggalkan banyak kapasitas mental untuk merencanakan liburan pantai atau memimpikan ide bisnis baru.
"Orang cenderung menganggap pikiran mengembara sebagai sesuatu yang buruk. Anda mencoba memperhatikan dan Anda tidak bisa. Data kami konsisten dengan gagasan bahwa ini tidak selalu benar. Beberapa orang memiliki otak yang lebih efisien," kata Schumacher berkomentar.
Penemuan ini memberikan kepercayaan pada stereotip tua tentang profesor yang linglung, yang tenggelam dalam pikirannya tetapi masih dapat kembali ke dunia di sekitarnya saat dibutuhkan.
Baca Juga: Tak Hanya Bikin Cantik, Rutin Menggunakan Skincare Ternyata Berdampak Baik Bagi kesehatan Mental
