Hati-hati Saat Membeli, Lebih Baik Pakaian Murah atau Mahal Bagi Dampak Lingkungan yang Timbul?

- 15 April 2021, 09:46 WIB
lustrasi pakaian/Pixabay/angelsover
lustrasi pakaian/Pixabay/angelsover //Dewantara Bayu/

KABAR BESUKI - Industri fashion menghasilkan lebih banyak emisi karbon daripada gabungan industri penerbangan dan perkapalan. Program Talking Point mencari tahu apakah mungkin untuk berpakaian dengan harga terjangkau dan lebih berkelanjutan juga.

Apakah ada keseimbangan yang menyenangkan antara berburu barang murah dan menyelamatkan lingkungan atau mungkin biaya fashion murah lebih besar dari yang diharapkan orang. Program Talking Point menyelidiki.

Salah satu faktor dalam harga fast fashion adalah volume produksi. Beberapa pengecer e-commerce dapat merilis antara 500 dan 1.000 item per kategori setiap minggu, kata dosen Sekolah Mode dan Desain MDIS, Kae Hana. Dilansir Kabar Besuki dari Channel News Asia.

Baca Juga: Heboh Bill Gates Membeli Telegram 'Kesepakatan 600 Juta Dollar AS', Ternyata Ini Faktanya!

Atasan dapat dirancang, diproduksi, dan dipasarkan dengan sangat cepat sehingga e-commerce telah membuat mode menjadi lebih cepat, dan sekarang disebut mode ultra-cepat.

Dalam model bisnis ini, pengecer pertama-tama menemukan gaya yang sedang tren dan membuat desain dalam kelompok kecil untuk menguji permintaan. Jika permintaan yang cukup muncul, lebih banyak desain yang sukses diproduksi untuk menangkap penjualan.

Proses ini, dari konsep hingga penjualan, memakan waktu paling cepat dua minggu atau kurang. Dengan konsumen di seluruh dunia, semakin banyak suatu barang diproduksi, semakin murah harganya.

Harga rendah juga menyebabkan konsumsi berlebih dan produksi berlebih. Fashion murah menggoda kita sebagai konsumen untuk membeli lebih banyak karena aksesibilitasnya, dan lebih banyak lagi yang diproduksi. Itulah yang membuat busana murahan sangat berbahaya. 

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ini Penyebab Sebenarnya Mengapa Kulit Terasa Gatal Usai Digigit Nyamuk

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Channel New Asia


Tags

Terkini

x