Network
KABAR BESUKI - Karena virus corona yang menyebabkan Covid-19 adalah virus yang relatif baru yang masih diteliti dan diuji.
Perlu waktu bertahun-tahun untuk mengetahui dengan tepat bagaimana virus ini akan berdampak pada kesehatan masyarakat dalam jangka panjang.
Namun, ada beberapa efek mengganggu yang sudah terlihat pada pasien Covid-19 yang memberi para ilmuwan dan profesional medis wawasan tentang masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada mereka yang terinfeksi.
Dari kerusakan paru-paru hingga pembekuan darah yang dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung, ini adalah risiko kesehatan virus corona jangka panjang yang diprediksi para ahli serta menyerang organ tubuh Anda.
Baca Juga: Walau Nampak Halus, Efek Samping Vaksin COVID-19 Ini Bisa Serius Jika Berlangsung Lebih dari 3 Hari
- Kerusakan paru-paru
Karena Covid-19 adalah penyakit pernapasan, fungsi paru-paru menjadi salah satu hal utama yang terpengaruh bahkan setelah virus keluar dari tubuh.
Para peneliti telah menemukan bahwa jaringan parut jangka panjang pada paru-paru, yang dikenal sebagai fibrosis, dapat menjadi masalah, yang dapat menyebabkan berbagai tingkat gangguan pernapasan jangka panjang.
Penurunan fungsi paru-paru sebesar 20 hingga 30 persen. Setelah mereka pulih, yang dapat membuat mereka terengah-engah jika mereka berjalan terlalu cepat.
- Kerusakan ginjal
Covid-19 telah memengaruhi fungsi ginjal pada mereka yang tertular virus.
Dilansir Kabar Besuki dari Best Life Online, Sebuah studi April 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Kidney International melakukan otopsi pada 26 orang di China yang meninggal akibat virus corona.
Dalam studi mereka, mereka menemukan bahwa sembilan dari pasien menunjukkan tanda-tanda klinis kerusakan ginjal melalui hasil peningkatan kadar kreatinin serum dan jumlah protein yang luar biasa tinggi dalam urin.
- Kerusakan hati
Organ lain yang dapat terkena dampak virus korona dalam jangka panjang adalah hati, kata Chris Norris, MD, ahli fisioterapi dan ahli saraf.
Di beberapa tempat, hasil tes yang mengkhawatirkan menunjukkan bahwa pasien yang tampaknya pulih terus mengalami gangguan fungsi hati.
Itu terjadi bahkan setelah dua tes untuk virus hidup kembali negatif, dan pasien diizinkan untuk dipulangkan.
Kerusakan hati juga merupakan akibat dari dua virus korona sebelumnya, virus corona sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) pada tahun 2003 dan coronavirus sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) pada tahun 2012.***
