Dilansir Kabar Besuki dari SehatQ, ada beberapa gejala yang menandakan bahwa seseorang menderita aletophobia seperti:
- Hiperventilasi
- Otot tegang
- Sakit kepala
- Merasa ragu
- Sering menunda-nunda sesuatu hal
- Sering menghindar dari sebuah situasi
- Sering meminta orang lain untuk mengecek hasil kerjanya
- Sering memeriksa hasil pekerjaan secara berlebihan
- Dan lain-lain
Bahkan, sebuah studi yang dirilis pada tahun 2015 menunjukkan bahwa penderita aletophobia sangat terkait dengan gejala burnout (stres berlebihan akibat tekanan pekerjaan atau tanggung jawab).
Penyebab Aletophobia
Ada beberapa penyebab seseorang menderita aletophobia, antara lain:
- Faktor biologis (sifat sensitif, insecure, dan perfeksionis)
- Pengalaman traumatis (kegagalan terberat atau tekanan lingkungan untuk menjadi sempurna)
- Pola asuh orang tua terhadap anak
Ketika orang tua menerapkan pola asuh yang terlalu otoriter, anak akan berpotensi menderita aletophobia karena nyaris tak ada ruang untuk berbuat salah (dalam hal ini, anak akan lebih memilih diam daripada melakukan sesuatu namun berujung hukuman yang keras dari orang tua).
Baca Juga: TES KEPRIBADIAN: Gambar Pertama Dilihat Ini Ungkap Siapa yang Bohong saat Jatuh Cinta
Cara Mengatasi Aletophobia
Aletophobia dapat diatasi dengan beberapa cara berikut ini:
- Psikoterapi Psikodinamik: Membantu penderita untuk mencari pemicu penyebabnya yang memaksa dirinya harus selalu tampil sempurna setiap saat.
- Terapi Perilaku Kognitif: Bertujuan mengubah pola pikir agar penderita tidak takut menghadapi ketidaksempurnaan.
- Terapi Eksposur: Penderita dihadapkan dengan ketidaksempurnaan untuk melatih mengatasi aletophobia yang dia alami.
Apabila Anda ragu untuk mengatasi masalah ini, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter terdekat dan terpercaya agar memperoleh solusi dengan bijak.***