5 Penyebab Tangan Anda Kesemutan Setelah Bangun Tidur, Salah Satunya Karena Posisi Tidur yang Salah

- 2 Juli 2021, 12:29 WIB
Ilustrasi kesemutan
Ilustrasi kesemutan /Pixabay/Andreas160578

KABAR BESUKI - Kesemutan saat bangun tidur sering terjadi dan terjadi hanya beberapa menit saja, biasanya hal ini terjadi saat anda mengalami posisi tidur yang salah.

Bisa jadi tangan anda berada dibawah tubuh anda sendiri sehingga membuatnya kesemutan, ternyata hal ini tidak boleh dibiarkan dan tidak boleh disepelekan.

Inilah 5 penyebab tanda tangan anda mengalami kesemutan saat bangun tidur:

Baca Juga: Bahaya Dry Ice atau Es Kering Bisa Sebabkan Kematian Hingga Ledakan, Simak Baik-baik

Posisi tidur

Posisi tidur menjadi salah satu penyebab tangan kesemutan saat bangun tidur yang sering terjadi.Tangan biasanya mengalami kesemutan saat tertindih oleh bantal atau tubuh. Kondisi ini terjadi karena aliran darah ke tangan berkurang.Cobalah ubah posisi tidur Anda untuk mencegah tangan tertindih saat Anda tidur.

Kekurangan vitamin B-12

Tangan kesemutan saat bangun tidur dapat dipicu oleh oleh kekurangan vitamin B-12. Sebab, vitamin ini memiliki peran penting untuk menjaga fungsi otak, sistem saraf pusat, dan sintesis DNA.

Penyebab tubuh kekurangan vitamin B-12 bermacam-macam, mulai dari faktor usia, riwayat keluarga, hingga beberapa kondisi medis, misalnya penyakit autoimun hingga gastritis.
Gejala kekurangan vitamin B-12 meliputi mati rasa, kesemutan, mengurangnya nafsu makan, hingga lemahnya otot.

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B-12, seperti daging sapi, daging ayam, ikan salmon dan tuna, telur, hingga yogurt.

Baca Juga: Orang Pendek Ternyata Lebih Berisiko Kena Penyakit Jantung, Kok Bisa?

Carpal tunnel syndrome

Carpal tunnel syndrome merupakan kondisi yang terjadi saat saraf median di terowongan karpal (lorong sempit di depan pergelangan tangan) mengalami tekanan.
Gejala paling umum dari carpal tunnel syndrome adalah kesemutan dan mati rasa. Melemahnya genggaman tangan juga bisa dirasakan penderitanya.

Untuk meredakan gejala tangan kesemutan ini, cobalah untuk mengistirahatkan tangan Anda dari gerakan berulang-ulang, menghindari aktivitas yang memperparah gejalanya, hingga menaruh kompres dingin untuk meredakan pembengkakannya.

Spondilosis servikal

Penyebab tangan kesemutan saat bangun tidur selanjutnya adalah spondilosis servikal. Kondisi ini terjadi akibat cakram tulang belakang di leher Anda mengalami kerusakan seiring bertambahnya usia.
Kondisi ini dapat memicu tanda-tanda osteoartritis, misalnya taji tulang dan cakram yang menonjol.

Baca Juga: 7 Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Merusak Ginjal, Salah Satunya Menahan Air Kencing

Keduanya dapat mempersempit ruang di tulang belakang leher dan memberikan tekanan pada akar saraf atau sumsum tulang belakang sehingga tangan bisa mati rasa dan kesemutan.
Spondilosis servikal juga dapat menyebabkan tungkai dan kaki mati rasa, serta nyeri dan kaku pada leher.

Pengobatan spondilosis servikal didasari oleh tingkat keparahan dan gejalanya. Tujuan utama pengobatannya adalah menghilangkan rasa nyeri, membantu penderitanya untuk tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari, hingga mencegah cedera permanen pada saraf dan sumsum tulang belakang.
Dokter dapat meresepkan obat-obatan antidepresan, kortikosteroid, antiradang nonsteroid, antikejang, hingga relaksan otot.

Diabetes melitus

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang mampu menyebabkan kadar gula darah meningkat. Kondisi ini terjadi saat tubuh tidak bisa merespons insulin secara efektif atau tidak memproduksi cukup insulin.

Baca Juga: Manfaat Rahasia Bawang Bombay, Salah Satunya Mengurangi Risiko Kanker

Menurut American Diabetes Association, hampir setengah penderita diabetes juga menderita kerusakan saraf, seperti neuropati perifer dan carpal tunnel syndrome. Kedua penyakit ini dapat menyebabkan rasa nyeri, mati rasa, dan rasa lemah pada tangan.
Tidak ada obat-obatan yang bisa menyembuhkan diabetes. Namun, gejalanya dapat dikontrol dengan terus menjaga kadar gula darah normal, mengonsumsi makanan sehat, olahraga, hingga rutin memeriksakan diri ke dokter.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: sehatq.com


Tags

Terkini