Meteorit Kuno Berusia 4,6 Miliar Tahun Ditemukan, Seusia dengan Tata Surya

- 21 Juli 2021, 12:23 WIB
Ilustrasi meteorit Kuno Berusia 4,6 Miliar Tahun Ditemukan, Seusia dengan Tata Surya
Ilustrasi meteorit Kuno Berusia 4,6 Miliar Tahun Ditemukan, Seusia dengan Tata Surya /Pixabay/Willgard

KABAR BESUKI - Sebuah fragmen kecil dari batu telah ditemukan tergeletak di lapangan di Gloucestershire di Inggris.

Sekilas mungkin tidak terlihat istimewa, namun ternyata batu tersebut adalah sebuah meteorit kuno.

Benda tersebut bisa berisi informasi penting tentang pembentukan Tata Surya dan asal usul kehidupan itu sendiri.

Baca Juga: Istana Presiden Afghanistan Diserang Roket pada Saat Melakukan Shalat Idul Adha

Hal itu karena meteorit tidak terbentuk di sini di Bumi, tetapi berasal dari suatu tempat di luar orbit Mars .

Terlempar oleh interaksi gravitasi atau tabrakan antara asteroid, fragmen itu jatuh melintasi luasnya ruang dan akhirnya meninju atmosfer kita untuk mendarat di Bumi sebagai meteorit.

Meteorit yang dikenal dengan meteorit Winchcombe tersebut mungkin bukan meteorit biasa.

Para ilmuwan saat ini sedang melakukan analisis untuk menentukan komposisinya, dengan harapan dapat mempelajari lebih lanjut tentang dari mana asalnya, dan bagaimana ia terbentuk.

Baca Juga: Air Kelapa Bisa Sembuhkan Covid-19? Ketua Satgas Covid-19 IDI: Ini Klaim Palsu

"Struktur internal rapuh dan terikat longgar, keropos dengan celah dan retakan," kata ahli mikroskop Shaun Fowler dari Loughborough University di Inggris, sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari Science alert.

"Tampaknya tidak mengalami metamorfosis termal, yang berarti telah berada di luar sana, melewati Mars, tidak tersentuh, sejak sebelum planet mana pun diciptakan, yang berarti kita memiliki kesempatan langka untuk memeriksa sepotong masa lalu primordial kita," imbuh Fowler.

Fragmen kecil, bagian dari meteorit yang sama yang jatuh di Winchcombe pada bulan Maret lalu, berusia sekitar 4,6 miliar tahun itu kira-kira seusia dengan Tata Surya.

Baca Juga: Apa Penyebab Serangan Jantung pada Orang yang Muda? Simak Penjelasan Berikut

Benda Itu berarti terbentuk dari awan debu dan gas yang sama yang melahirkan Matahari dan planet-planet.

Sementara planet-planet Tata Surya sejak itu telah mengalami peristiwa dan transformasi signifikan, meteorit Gloucestershire baru saja muncul tanpa gangguan di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter.

Konstruksinya yang teragregasi longgar berarti tidak mengalami pemadatan akibat tumbukan berulang.

Begitulah, sampai mendarat di Inggris. Kedatangannya meteorit tersebut sempat menciptakan kehebohan, bukan hanya itu meteorit pertama yang ditemukan di benua itu dalam 30 tahun, ternyata menjadi jenis yang langka, yang dikenal sebagai chondrite berkarbon.

Baca Juga: Bupati Karawang Kembali Positif Covid-19 Kedua Kalinya, Mengaku Karena Tertular dari Keluarga

Itu berarti itu adalah meteorit berbatu, bukan besi, yang terutama terdiri dari karbon dan silikon.

Bahan-bahan ini lebih kecil kemungkinannya untuk bertahan dari kerasnya masuknya atmosfer daripada batuan besi, inilah sebabnya mengapa chondrites berkarbon sedikit langka dan jarang ditemukan.

Potongan batu ruang angkasa yang menghitam tersebut akan menjalani serangkaian analisis, termasuk mikroskop elektron, spektroskopi getaran, dan difraksi sinar-X.

Teknik-teknik ini akan membantu mengungkap struktur fisik batu, serta terbuat dari apa. Saat ini para ilmuwan sedang meneliti hingga detail tersembunyi.

Baca Juga: Tyas Mirasih Membongkar Masa Lalu Saat Bersama Raffi Ahmad: Paling Nyakitin

"Sebagian besar meteorit terdiri dari mineral seperti olivin dan phyllosilicates, dengan inklusi mineral lain yang disebut chondrules," kata Fowler .

"Tetapi komposisinya berbeda dengan apa pun yang Anda temukan di Bumi dan berpotensi tidak seperti meteorit lain yang kami temukan, mungkin mengandung beberapa struktur kimia atau fisik yang sebelumnya tidak diketahui yang belum pernah terlihat dalam sampel meteorit lain yang tercatat,” imbuhnya.

Kurang dari lima persen dari semua meteorit yang ditemukan di Bumi adalah chondrites berkarbon, tetapi mereka sangat langka.

Bahkan meteorit tersebut kaya akan bahan organik , dan para ilmuwan percaya mereka mungkin berisi petunjuk tentang asal usul bahan organik di Bumi.

Baca Juga: Covid-19 dapat Meningkatkan Risiko Pembekuan Darah pada Wanita Hamil, Berikut Ulasannya!

Lebih lanjut, ahli astrokimia Derek Robson dari Organisasi Penelitian Astrofisika Anglian Timur (EAARO) yang menemukan meteorit tersebut mengungkapkan bahwa benda tersebut mengandung banyak senyawa organik termasuk asam amino yang terkandung dalam semua makhluk hidup.

"Kondrit karbon mengandung senyawa organik termasuk asam amino, yang ditemukan di semua makhluk hidup, mampu mengidentifikasi dan mengkonfirmasi keberadaan senyawa semacam itu dari bahan yang ada sebelum Bumi lahir akan menjadi langkah penting untuk memahami bagaimana kehidupan dimulai." kata Robson.

Saat ini para ilmuwan dan tim analisis sedang meneliti lebih dalam tentang meteorit tersebut dan berharap mendapatkan petunjuk lebih banyak tentang asal-usul kehidupan dan bahan organik di bumi.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Science Alert


Tags

Terkini