Dinosaurus Jenis Troodon Cerdas Layaknya Manusia Jika Belum Punah, Ini Teori yang Mendasarinya

- 21 Juli 2021, 12:33 WIB
Ilustrasi Dinosaurus Jenis Troodon Cerdas Layaknya Manusia Jika Belum Punah, Ini Teori yang Mendasarinya
Ilustrasi Dinosaurus Jenis Troodon Cerdas Layaknya Manusia Jika Belum Punah, Ini Teori yang Mendasarinya /Pixabay

KABAR BESUKI - Menurut Dale Russell, yang menemukan fosil Troodon Stenonychosaurus, dinosaurus sedang mengalami masa untuk menjadi makhluk hidup yang cerdas. 

"Dinosauroid" ini akan menyerupai manusia. Troodon punya beberapa fitur yang menandakan evolusi.

Seperti dilansir Kabar Besuki dari akun Instagram @hallofact, mereka punya jempol yang berlawanan dan visi binokular dari beberapa di antaranya. Mereka juga dianggap sebagai makhluk yang bisa bersosialisasi. 
 
Hal-hal ini memunculkan keyakinan kalau dinosaurus sedang berkembang untuk menjadi makhluk hidup yang lebih cerdas.

Otak yang berevolusi akan mengubah penampilan dinosaurus, sehingga membuatnya menyerupai manusia. 
 
"Dinosauroid" ini mampu berdiri tegak dengan dua kaki, tapi masih mempunyai beberapa fitur asli mereka seperti kulit bersisik dan tidak mempunyai alat kelamin.
Baca Juga: Istana Presiden Afghanistan Diserang Roket pada Saat Melakukan Shalat Idul Adha

Dan tentunya teori Russel ini ditolak oleh berbagai ahli karena dianggap mustahil.
 
Dinosaurus pertama kali muncul diperkirakan sekitar 230 juta tahun yang lalu dan punah sekitar 65 juta tahun yang lalu. 
 
Pada masanya, dinosaurus pernah menguasai bumi karena populasi yang tersebar di seluruh belahan dunia.
 
Teori yang selama ini beredar adalah ketika asteroid menghujam Bumi pada 66 juta tahun silam, hal itu memicu kebakaran hutan, tsunami dan melontarkan begitu banyak sulfur ke atmosfer yang menghalangi sinar Matahari. Lalu terjadilah pendinginan global yang ikut membunuh dinosaurus.
 
Jika sebelumnya sebatas hipotesis, studi ini menemukan bukti bahwa skenario mengerikan tersebut benar-benar terjadi. 
 
Dengan meneliti bebatuan yang dahulu kala memenuhi kawah tempat hujaman asteroid pada 24 jam kemudian.
 
Terkubur ratusan meter di bawah tanah, ilmuwan menemukan bebatuan yang sudah rusak dan meleleh. 
 
Tetapi tidak terdapat mineral yang mengandung sulfur meskipun ada konsentrasi tinggi sulfur di sekitarnya.

Temuan itu mengindikasikan bahwa tabrakan asteroid menguapkan sulfur di bebatuan itu, kemudian terbentuk aerosol sulfate di atmosfer dan menyebabkan pendinginan temperatur dalam skala global.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Instagram @hallofact


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x