Toxic Positivity, Ternyata Tidak Selamanya Menjadi Positif Itu Baik

- 18 April 2022, 12:27 WIB
Ilustrasi, Toxic Positivity
Ilustrasi, Toxic Positivity /Pexels by Kat Smith/

KABAR BESUKI – Toxic Positivity, mungkin ada sebagian yang sudah familiar dengan kalimat ini, mungkin juga ada yang belum dengar sama sekali.

Semua manusia pasti memiliki kebaikan dan keburukan dalam sifat maupun karakternya masing-masing. Keinginan untuk selalu berperilaku positif dan menyenangkan orang lain itu memang jiwa sosial yang baik. Namun tahukah anda sesuatu yang berlebihan akan berdampak buruk?

Sama halnya dengan perilaku positif yang ditujukan kepada orang lain. Namun perilaku itu dilakukan secara keterpaksaan atau berlebihan. Kondisi dimana kita selalu menekan emosi negatif dan meningkatkan emosi positif pada diri. Inilah yang dimaksud dengan Toxic Positivity.

Baca Juga: Dari Lauk Sampai Buah, Belasan Makanan Ini Dipercaya Mampu Bikin Orang Jadi Jenius Menurut dr Zaidul Akbar

Orang dalam kondisi ini selalu mengesampingkan emosi negatif, hanya mau dan ingin merasakan emosi positif pada dirinya. Biasanya akan mengacuhkan rasa sedih dan marah, kemudian menggantinya dengan pikiran senang dan positif.

Rasa sedih, marah, kecewa ataupun perasaan luapan dari emosi lainnya merupakan lumrah dan manusiawi. Emosi tersebut untuk menimbulkan kesadaran kondisi yang sedang dihadapi. Degan emosi ini, kita juga akan jauh lebih peka dengan apa yang dirasakan orang lain terhadap kita.

Toxic Positivity dikategorikan sama dengan orang yang memiliki pemikiran “Orang tangguh tidak boleh menagis”.

Baca Juga: Hindari Mental Block dengan Mengenal Bentuk dan Cara Mengatasinya

Adapun ciri-ciri orang yang sedang dalam kondisi ini:

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: sehatq.com


Tags

Terkait

Terkini

x