Masjid Dibuldoser, Pengungsi: Mereka Bahkan Tidak Mengizinkan Kami untuk Mengeluarkan Salinan Al-Qur’an

23 Juli 2021, 08:58 WIB
Masjid Dibuldoser, Pengungsi: Mereka Bahkan Tidak Mengizinkan Kami Untuk Mengeluarkan Salinan Al-Qur’an /Aljazeera

KABAR BESUKI - Salah satu pengungsi di Kamp Rohingya yang terletak di Ibu Kota India mengklaim bahwa Polisi dan otoritas sipil setempat telah menghancurkan sebuah masjid darurat di kamp pengungsian.

Diketahui sebelumnya beberapa minggu lalu telah terjadi kebakaran besar melanda pemukiman tersebut.

Masjid, yang terbuat dari lembaran terpal dan batang bambu tersebut dibuldoser sekitar pukul 7 pagi waktu setempat (01:30 GMT) pada hari Kamis, 22 Juli 2021.

Baca Juga: Penyebab Terjadinya Banjir di China, Ini Kata para Peramal Zhengzhou

Kamp pengungsian tersebut terletak di daerah Madanpur Khader New Delhi di selatan kota, berbatasan dengan negara bagian Uttar Pradesh.

Menurut informasi Hampir 300 pengungsi, yang sebagian besar melarikan diri dari penumpasan militer brutal di negara tetangga Myanmar mengatakan bahwa bangunan itu dihancurkan meskipun mereka meminta pihak berwenang untuk tidak melakukannya, dikutip Kabar Besuki dari Aljazeera.

Rohingya yang mayoritas Muslim mengatakan mereka dibiarkan tanpa tempat beribadah.

“Pembongkaran dimulai satu jam setelah salat Subuh di masjid,” kata salah satu pengungsi Mohammad (33), dikutip Kabar Besuki dari Aljazeera.

Baca Juga: Mengerikan, Situasi Korban Terjebak di Kereta Bawah Tanah Saat Banjir di China

“Mereka pertama-tama menghancurkan toilet dan kamar kecil, mencabut pompa air tangan dan kemudian menghancurkan masjid semuanya dalam waktu 10 menit,” imbuhnya.

Dia mengatakan ketika para pengungsi mencoba untuk memprotes, para petugas malah mengatakan kepada mereka bahwa mereka adalah imigran ilegal yang tinggal di kamp.

“Saya mengatakan kepada mereka bahwa ini adalah tempat ibadah kami, tetapi mereka mengatakan ‘Anda banyak bicara’,” kata Mohammad.

“Bagi kami, masjid sama seperti orang Hindu yang punya pura. Apa yang mereka lakukan benar-benar salah, tetapi kami tidak berdaya,” imbuhnya.

Seorang pejabat polisi di kantor polisi Kalindi Kunj di dekatnya mengatakan bahwa bangunan yang dihancurkan itu bukan masjid, tetapi hanya gubuk bobrok.

Baca Juga: Provinsi di Bagian China Terendam Banjir Parah Setelah Hujan Lebat Mengakibatkan Waduk Penampung Air Jebol

Pravir Singh, hakim subdivisi daerah tersebut juga mengatakan bahwa dia tidak tahu tentang pembongkaran masjid, serta dirinya tidak kompeten untuk memberikan pernyataan resmi tentang masalah tersebut.

Pada 13 Juni bulan lalu, kamp yang menampung lebih dari 50 keluarga tersebut ludes dilalap si jago merah.

Shamsheeda Khatoon, seorang wanita Rohingya berusia 27 tahun, mengklaim bahwa pembongkaran masjid itu telah direncanakan dengan baik. Dia mengatakan bahwa para petugas pada hari Rabu mendirikan tenda di jalan di luar kamp.

“Mereka meminta para pengungsi yang tinggal di tenda-tenda yang terletak di bagian kamp yang berada di negara bagian Uttar Pradesh untuk pindah ke tenda pinggir jalan. Kemudian hari ini pagi, mereka menghancurkan kamar mandi dan pipa pasokan air dan masjid,” kata Khatoon sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari laman Aljazeera.

“Mereka bahkan tidak mengizinkan kami untuk mengeluarkan salinan Al-Qur’an dan buku-buku agama lainnya,” katanya.

Khatoon mengatakan pembongkaran kamar kecil dan pompa air telah menimbulkan masalah sanitasi di antara para wanita di kamp tersebut.

Baca Juga: Menteri Kesehatan Tunisia Dipecat Saat Kasus Covid-19 Melonjak Naik

“Kami sekarang tidak punya tempat untuk buang air besar, mandi atau mencuci pakaian,” imbuh Khatoon.

Diperkirakan 40.000 pengungsi Rohingya, banyak yang diyakini tidak berdokumen, tinggal di kamp-kamp sempit di kota-kota India, termasuk Jammu, Hyderabad dan Nuh di negara bagian Haryana.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler