Awan Berbentuk Mata Banteng di Atas Gunung Berapi di La Palma, Begini Penjelasan Ahli

11 Oktober 2021, 12:09 WIB
ilustrasi Awan Berbentuk Mata Banteng di Atas Gunung Berapi di La Palma, Begini Penjelasan Ahli/ /Pexels/Pixabay/

KABAR BESUKI - Citra satelit yang baru telah menangkap gambar sebuah pola cincin awan konsentris yang menakjubkan.

Awan tersebut menyerupai bentuk mata banteng, yang dibentuk oleh letusan gunung berapi berkelanjutan di La Palma di Kepulauan Canary Spanyol.

Gunung berapi La Cumbre Vieja memiliki arti "The Old Summit" dalam bahasa Spanyol, telah meletus sejak 19 September 2021 untuk pertama kalinya dalam lebih dari 50 tahun.

Letusan gunung berapi tersebut memaksa ribuan penduduk setempat untuk mengungsi karena aliran lava yang cukup besar mengalir dari puncak gunung.

Baca Juga: [HOAX] Video Jokowi Tampol Muka Rocky Gerung dan JK Karena Sok Paling Pintar

Terlihat pula dalam gambar yang diambil dari udara, aliran lava nampak membakar lahan pertanian, jalan dan rumah di bagian barat daya pulau tersebut.

Baru-baru ini, gambar satelit yang diambil 1 Oktober 2021 oleh Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) di atas satelit Aqua NASA menunjukkan formasi awan berbentuk mata banteng yang aneh di atas La Palma.

Menurut Observatorium Bumi NASA, letusan gunung berapi tersebut berisi campuran abu, asap, uap air dan gas vulkanik lainnya dan gangguan atmosfer yang langka sehingga menyebabkan pola melingkar.

Biasanya, gumpalan letusan gunung berapi naik langsung ke stratosfer lapisan kedua atmosfer, yang membentang dari sekitar 6 hingga 19 kilometer di atas permukaan bumi hingga 50 km membentuk kolom yang menjulang tinggi awan dan abu.

Baca Juga: Gendam Ki Sodo Buono Sudah Bereaksi, Pelaku Pembunuh Tuti dan Amel Masih Bertahan Minta Perlindungan

Hal ini terjadi karena udara panas dan gas naik di atas yang lebih dingin dan suhu udara atmosfer menurun dengan ketinggian, menciptakan semacam lift tak terlihat yang bisa dinaiki oleh gumpalan.

Namun, menurut Observatorium Bumi fenomena langka yang dikenal sebagai pembalikan suhu tersebut berarti bahwa lapisan udara panas yang meningkat sementara bertindak seperti penutup, menjebak bulu-bulu gunung berapi di troposfer lapisan pertama atmosfer tepat di atas permukaan bumi pada ketinggian 5,3 km.

Penghalang tersebut tersebut itu memaksa gumpalan keluar secara horizontal.

Gumpalan yang terperangkap akhirnya menciptakan cincin konsentris karena pasang surut alami dalam intensitas aktivitas gunung berapi, yang menciptakan semacam denyut dalam emisi yang dikeluarkan oleh gunung berapi.

Baca Juga: Sosok Ghaib yang Dampingi Jokowi, Ratu Pantai Selatan dan Prabu Siliwangi? Ahli Spiritual Ungkap Hal Ini

Proses unik ini juga tertangkap kamera oleh Izaña Atmospheric Research Center, yang berbasis di Tenerife (Pulau Canary lainnya).

Menurut National Weather Service, nama resmi untuk jenis formasi awan konsentris ini adalah gelombang gravitasi. Namun, dalam proses pembentukannya tidak ada hubungannya dengan gravitasi.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Live Science

Tags

Terkini

Terpopuler