Konflik yang Terjadi di Ukraina Diduga Untuk Menguji Kerjasama China-Rusia Melawan NATO

22 Februari 2022, 14:07 WIB
Konflik yang terjadi di Ukraina diduga untuk menguji hubungan Rusia dan China. /REUTERS/Sergey Pivovarov

KABAR BESUKI – Banyaknya militer Rusia yang berjaga di sepanjang perbatasannya dan Ukraina merupakan bentuk ujian antara poros China-Rusia yang dimungkinkan akan melawan NATO.

Sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari laman abc NEWS, pada Selasa, 22 februari 2022. Mengenai isu kerjasama antara Rusia dengan China untuk melawan poros Amerika Serikat.

Pertemuan presiden Rusia, Vladimir Putin dengan presiden China, Xi Jinping di Beijing beberapa waktu ini memicu sebuah pendapat bahwa terjadinya aliansi baru antara Rusia dan China dalam melawan Amerika di berbagai lini.

Baca Juga: Pemerintah Ukraina Persiapkan Diri untuk Serangan yang Mungkin Dilakukan Rusia

Rusia dan China telah menjalin hubungan untuk menentang ekspansi NATO di bekas Republik Soviet, dan mendukung klaim China atas Taiwan yang memiliki pemerintahannya sendiri.

Namun, hubungan antara kedua negara ini nampaknya tidak berjalan mulus. Karena ideologi ekonomi dan politik milik China berlawanan dengan taktik perang milik Rusia yang menggunakan cara intimidasi.

China juga menentang tindakan yang dapat merusak teritorialnya, mulai dari Laut China Slatan, Taiwan, hingga perbatasan India.

Baca Juga: Rusia-Ukraina Memanas! Pemerintah Ukraina Diduga Mulai Serangan dengan Ledakan di Donbass

Beberapa faktor ini menjadi penghalang hubungan antara China dan Rusia.

  1. Kemana China Memihak

China tidak mengkritik Rusia atas tindakan yang dilakukan kepada Ukraina, dan ikut serta mengkritik kepada Amerika dan sekutunya.

Dalam Konferensi Keamanan Munich, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengecam Amerika Serikat dalam tuduhan yang dilontarkan, yang diduga mempropaganda kekuatan tertentu.

Namun, Menteri Luar Negeri China juga menanggapi pernyataan dari Ketua Konferensi, Wolfgang Ischinger.

“Kedaulatan, kemerdekaan dan integritas teritorial negara manapun harus dihormati dan dijaga, karena ini adalah norma dasar hubungan internasional,” kata Wang dalam komentarnya kepada Wolfgang.

Ukraina tidak terkecuali,” sambung Wang menambahkan kalimat sebelumnya.

Wang juga menyatakan bahwa negara-negara besar harus bertindak untuk menjaga perdamaian global, agar tidak terjadi kesalahan yang terulang di masa lalu.

Komentar ini sesuai dengan usaha China dalam menggantikan tatanan global yang dibuat oleh beberapa aliansi, yang dianggap mengancam perkembangan negaranya sendiri.

Aliansi itu termasuk NATO, dan beberapa kelompok-kelompok baru yang bergabung dengan Amerika, Jepang, India, Australia, dan beberapa negara yang terlibat perselisihan dengan kebijakan luar negeri milik China, yang substansial.

Baca Juga: Presiden Amerika Joe Biden Mempercayai Rusia Akan Serang Ukraina

  1. Apa Keuntungan Antara China dan Rusia

Setelah pertemuan Xi dan Putin sebelum upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin, yang baru-baru ini dilaksanakan di Beijing. Kedua orang itu melakukan komunikasi yang panjang, sehingga dianggap melakukan kerjasama baru.

Kedua pelah pihak dikatakan saling mendukung antara satu dan yang lain. Terutama dalam menghadapi ancaman keamanan regional dan stabilitas internasional, tanpa menyebut Amerika.

Jatuhnya Uni Soviet tetap menjadi obsesi di antara para pemimpin Komunis Tiongkok, bersama dengan Putin untuk menyelaraskan kebijakan luar negeri. Untuk menjalin hubungan pasar di Tiongkok dengan sumber daya militer Rusia.

Namun, dalam pertemuan antara Xi dan Putin, China sepertinya menahan diri untuk sepenuhnya mendukung strategi Rusia dalam menghadapi ancaman negara Barat kepada keamanan negaranya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: abc News

Tags

Terkini

Terpopuler