Pesan Moral Atas Kematian Shireen Abu Aqleh Inspirasi Bagi Generasi Jurnalis Perempuan di Palestina

16 Mei 2022, 11:47 WIB
Ilustrasi Shireen Abu Aqleh kini menjadi para inspirasi jurnalis muda di Palestina. /Engin Akyurt/pixabay

KABAR BESUKI - Menurut salah satu jurnalis muda di Palestina, berita kematian Shireen Abu Aqleh sangat mengejutkan, membekukan darah dan meninggalkannya dengan tangan gemetar saat mencoba mencari informasi lebih lanjut.

Kenangan kembali menonton Shireen ketika melakukan siaran, kehadirannya di layar selama 20 tahun terakhir juga akan dirindukan.

Seorang jurnalis wanita muda yang membawa mikrofon dengan logo Al-Jazeera, melaporkan berita dari Yerusalem, Jenin, Ramallah, dan serangan berulang Israel di seluruh dunia. Tepi Barat yang diduduki.

Tapi itu benar, Shireen telah dibunuh dengan kejam karena melakukan hal yang selalu dia lakukan yaitu peliputan.

Baca Juga: Mohammad Ahsan Susul Hendra Setiawan Beri Salam Perpisahan ke Piala Thomas Cup 2022: Perjuangan Saya Selesai

Ketidakhadiran Shireen yang terlalu cepat telah mengungkapkan bagaimana dia telah menjadi bagian integral dengan menjaga bersama memori Palestina, identitas nasional, hubungan dengan tanah, dan penjajah.

Bagi salah satu jurnalis generasi muda AL-Jazeera, di Jalur Gaza, dimanapun Israel memisahkan mereka dari Tepi Barat dan Yerusalem, meskipun jaraknya hanya dua jam, Shireen berusaha menghubungkan dengan para jurnalis lain.

Dia juga mengatakan, sesama jurnalis wanita di Palestina, Shireen adalah panutan yang luar biasa.

"Shireen Abu Aqleh, Al-Jazeera, menduduki Yerusalem," itu adalah kalimat penutupnya yang mengesankan dengan suaranya yang tenang, merdu, dan memicu semangat para jurnalisme.

Para jurnalis, sering meniru Shireen dalam memegang sikat rambut di depan cermin.

Tindakan Israel yang melakukan kekerasan terhadap rakyat Palestina selama bertahun-tahun, hingga menyebabkan Shireen terbunuh secara tragis dan menyakitkan.

Hal ini adalah tamparan bagi para jurnalis, menekankan bahwa, bagi Israel penduduk Palestina tidak mempunyai sedikit perbedaan antara jurnalis, para medis atau warga sipil, semua sama dan berpotensi untuk diserang.

Pengalaman Shireen, kehadirannya yang konstan, membuat jurnalis lain sadar bahwa dia adalah pengecualian.

Profesionalismenya, ketenarannya, bahkan di antara orang Israel akan menjadi perantara baginya dan mencegah dia menjadi sasaran.

Peluru yang membunuh Shireen secara metaforis membunuh setiap jurnalis wanita Palestina.

Hal itu menjadikan mereka kembali ke nol, menjadi takut dan cemas tentang profesi yang membahayakan ini.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Destinasi Wisata di Banyuwangi 16-17 Mei 2022 Menurut BMKG: Pulau Merah hingga Pulau Tabuhan

Dilansir Kabar Besuki dari Al-Jazeera, kenyataanya yang harus mereka ambil adalah bisa menjadi target Israel kapan saja.

Hal itu mereka sadari bahwa tidak ada pengecualian bagi Israel termasuk Shireen Abu Aqleh.. Bahkan dalam kematiannya, dia memberikan sebuah pelajaran bagi jurnalis Palestina.

Dia adalah seorang pahlawan, yang setia pada kebenaran, dan pesan mulia jurnalisme.

Keyakinannya dalam pekerjaannya dan pentingnya pekerjaan itu jelas dia terjemahkan dalam cinta yang luas dari massa yang turun ke jalan untuk memberikan penghormatan kepada jiwanya dan menangisi ingatannya.

Kematian Shireen juga mengajarkan bahwa, orang-orang tidak melupakan mereka yang menghargai kebenaran dan menghargai reporter setia yang dapat menyampaikan suara serta penderitaan masyarakat.

Seorang jurnalis harus menjadi manusia sebelum menjadi segalanya, dan dekat dengan orang-orang yang pesannya mereka bawa.

Begitulah Shireen sepanjang karir profesionalnya, membawa para jurnalis muda dalam laporannya dari satu kota ke kota lain.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Destinasi Wisata di Banyuwangi 16-17 Mei 2022 Menurut BMKG: Pulau Merah hingga Pulau Tabuhan

Melalui pos pemeriksaan Israel, dan dialam ruma-rumah Palestina yang penuh dengan cerita tentang mereka yang telah mati untuk tujuan itu, tahanan yang terluka, dan keluarga.

Kematian Shireen juga mengajarkan bahwa, seorang jurnalis dapat menyampaikan tujuan yang adil dan bahwa pengabdian mereka dapat menyebarkan pesan rakyatnya.

Tanpa adanya prasangka, atau terlepas dari sikap profesionalisme, harganya dibayar selama sisa hidup mereka.

Shireen Abu Aqleh, yang selalu hadir di layar, memiliki keluarga yang kasih di setiap rumah di Palestina.

Pesannya akan tetap ada, tidak dapat binasa, dan terus menyebar kepada pada jurnalis Palestina.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler