Tidak Ada Lagi Pasukan Khusus Anti-Perampokan Nigeria, Masyarakat: Kebrutalan Polisi Masih Tetap Berlanjut

- 14 Februari 2021, 09:49 WIB
ILUSTRASI Mobil Polisi.*/PXABAY
ILUSTRASI Mobil Polisi.*/PXABAY /

Baca Juga: Arti Hari Valentine, Mengenal Sejarah Munculnya Hari Kasih Sayang Ternyata Ini

Setelah menggeledah mobil mereka dan tidak menemukan pelanggaran, petugas meminta mereka ikut ke Mabes Polri di Ikon Akpan Abia, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena tau bagaimana kebrutalan polisi disana, dan kemudian polisi tersebut meminta pelajar membayar 30.000 naira, atau sekitar 1.1 juta rupiah, dengan ancaman dimasukkan ke dalam sel.

Sebelumnya, tuduhan pemerasan dan pelecehan telah lama menyertai reputasi Kepolisian Nigeria, yang dinobatkan sebagai lembaga publik paling korup di negara itu oleh survei tahun 2019 dan kepolisian dengan peringkat terendah dari 127 negara yang diprofilkan dalam laporan indeks 2016.

Namun, polisi membantah masih adanya karakterisasi itu. Wakil Inspektur Polisi Abimbola Oyemi mengatakan,“Sejak SARS dibubarkan, lebih sedikit laporan tentang kesalahan polisi”.

Polisi juga mengatakan, petugas yang "nakal dan tidak profesional" akan didisiplinkan dan berjanji untuk melatih petugas tentang hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia dalam penggunaan kekerasan, penangkapan dan penahanan.

Baca Juga: Vagina Bengkak? Ini Beberapa Penyebab yang Harus Anda Waspadai, Bisa Jadi Alami Kondisi Ini

“Setiap kali seseorang mengajukan keluhan terhadap perilaku polisi mana pun, ia dilindungi. Saya tidak tahu kenapa ada yang harus takut, ”kata Oyeyemi.

Tetapi bagi banyak orang Nigeria trauma dengan pengalaman mengerikan selama bertahun-tahun di tangan polisi, rasa takut terlalu sulit untuk dihilangkan.***

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Aljazeera


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah