Warga Korea Selatan Khawatir Tidak Jadi di Vaksin, Asosiasi Dokter di Korsel Melakukan Mogok Kerja Karena Ini

- 22 Februari 2021, 15:35 WIB
 aksi protes
aksi protes /nieck verlaan/PIXABAY

KABAR BESUKI - Para dokter di Korea Selatan (Korsel) mengancam akan melakukan protes terhadap undang-undang yang berisi pencabutan lisensi dokter yang pernah terlibat hukum pidana, serta memicu kekhawatiran tentang kemungkinan gangguan upaya vaksinasi virus corona yang akan dimulai minggu ini.

Petugas kesehatan dijadwalkan menerima gelombang pertama vaksin AstraZeneca pada Jumat, 26 Februari 2021, karena Korea Selatan berupaya melindungi 10 juta orang berisiko tinggi pada Juli dan targetnya pada November sebagian besar penduduk Korsel mencapai kekebalan untuk melawan COVID-19.

Dikutip Kabar Besuki dari laman reuters, selama akhir pekan, Korean Medical Association (KMA), kelompok dokter terbesar, mengatakan akan melakukan pemogokan jika parlemen mengesahkan undang-undang untuk mencabut izin dokter yang pernah terlibat dalam hukum pidana.

Baca Juga: Diduga Menggunakan Narkoba dan Dinyatakan Negatif Saat Tes Urine, Inilah Hasil Tes Rambut Jennifer Jill

"RUU itu mungkin berimbas pada dokter biasa yang tidak bersalah, dan ditarik lisensi kedokterannya serta dicap kriminal padahal tidak ada hubungannya dengan pekerjaan mereka atau kurangnya pengetahuan hukum," kata juru bicara Kim Dae-ha dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.

Presiden Asosiasi Choi Dae-zip menyebut RUU itu ‘kejam’, jika terjadi pengesahan menjadi undang-undang dan akan ‘menghancurkan’ kerja sama saat ini dengan pemerintah untuk mengobati virus serta dapat mengganggu pelaksanaan kampanye vaksin.

Belum ada informasi lebih lanjut kapan KMA akan melakukan protes di hadapan parlemen Korea Selatan.

Baca Juga: Wajib Baca! Ini 3 Keuntungan yang Anda Peroleh Jika Memiliki Pasangan dari Rekan Kerja di Kantor

Buntut dari permasalahan tersebut memicu kekhawatiran bahwa aksi mogok kerja setiap dokter dapat memperlambat proses vaksinasi, secara bersamaan pihak berwenang berjuang untuk mengalokasikan tenaga medis ke sekitar 250 pusat vaksinasi dan 10.000 klinik di seluruh negeri.

Halaman:

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: Reuters


Tags

Terkini